Mohon tunggu...
Yeksa Sarkeh Chandra
Yeksa Sarkeh Chandra Mohon Tunggu... lainnya -

"Berkarya Ngga Usah Banyak Omong"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menunggu Ahok di Bantargebang

23 Oktober 2015   17:59 Diperbarui: 23 Oktober 2015   18:39 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukup menggelitik lontaran Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengenai permasalahan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Dari mulai dari dia marah pada hari kemarin (Kamis, 22/10/2015) karena Komisi A DPRD Kota Bekasi berencana memanggil dirinya. Sehingga terlontar kalimat "Siapa Luh ???!!" yang terkesan menyakitkan dan meremehkan DPRD Kota Bekasi. Namun hari ini (Jumat, 23/10/2015) muncul berita kembali yaitu Ahok : Kasus Sampah di Bantargebang Bekasi Sudah Gawat . 

Yang cukup menggelitik dalam berita hari ini pada halaman Tempo.co saya cuplik uraiannya : Ahok mengatakan sebelumnya Jakarta pernah dilarang mengirim sampah ke Bekasi. Peristiwa tersebut terjadi pada masa pemerintah Gubernur Sutiyoso. "Setelah kasih (dana) ke Godang Tua Jaya, boleh kirim lagi," ucapnya di Balai Kota pada Jumat, 23 Oktober 2015. 

Ahok mempertanyakan keputusan pemerintah yang memberikan dana pengelolaan sampah kepada pihak swasta, yaitu PT Godang Tua Jaya. "Pertanyaan saya, kenapa uangnya enggak dikasih ke Bekasi saja APBD-nya? Kenapa mesti dikasih ke Godang Tua?" ujar Ahok. 

Pengalihan dana ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bekasi, menurut Ahok, lebih jelas pengawasannya. "Lebih adil, kan. Anda bisa menolong rakyat Anda karena dapat uang yang masuk resmi ke APBD," tuturnya. Selain itu, bisa menghindari kemungkinan korupsi. Ahok curiga PT Godang Tua Jaya "bermain" dengan Pemerintah Kota Bekasi. "Kenapa bayar untuk kelola sampah harus ke swasta? Godang Tua dengan ini (Pemkot Bekasi) pasti lakukan macam-macam," katanya. 

Sedikit analisa pada pemberitaan ahok tersebut Saya menangkap Dia mencium ketidak beresan di TPST Bantargebang. Seingat saya pada beberapa bulan terlewat Ahok pernah juga menyatakan akan meninjau kembali perjanjian kerja sama atau MoU mengenai TPST Bantargebang ini. Kurang lebihnya Dia menyatakan : Kerjasama mengenai TPST Bantargebang adalah kerjasama paling kacau, bagaimana tidak karena Pempov DKI membuang sampah dilahannya sendiri memakai truk sampahnya sendiri namun harus bayar kepada pihak swasta yaitu PT.Godang Tua Jaya. Namun berita itu lalu menguap begitu saja tanpa ada tindakan apa pun terhadap MoU yang merugikan warga Kota Bekasi ini. 

MoU itu diperkirakan berusia 7 tahun saat ini, namun kerusakan yang dihasilkan sangat luar biasa. Sebagai gambaran saja, TPST Bantargebang luasnya 150 hektar yang meliputi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Sumur Batu, Kelurahan Cikiwul dan Kelurahan Ciketing Udik, semuanya berada diwilayah hukum Kecamatan Bantargebang. Dan kebetulan, Saya tinggal tak jauh dari Gunung-gunung sampah tersebut tepatnya di Kelurahan Cimuning. Sehingga bisa lebih dekat melihat derita yang terjadi disekitar TPST Bantargebang. 

Saya berharap Ahok mampu bersikap tegas untuk permasalahan ini, dan mudah-mudahan memiliki waktu untuk melihat langsung sampah DKI yang terkirim ke Bekasi tiap harinya. Silahkan Anda bayangkan sekitar 7.000 ton sampah tiap hari dari DKI ke Bekasi hilir mudik di depan hidung Anda. Bukan hanya warga sekitar TPST saja yang susah bernafas, namun juga warga sepanjang jalur angkut truk sampah pun menikmati hal serupa. Karena truk-truk sampah dari DKI selalu mencecerkan air lindi dari baknya setiap saat. Padahal jika merujjuk pada MoU yang sudah diteken kedua pemerintahan tersebut volume sampah dari DKI dari tahun ke tahun itu harusnya makin susut. Namun pada kenyataanya malah makin membengkak pesat dan ini jelas terbalik dari isi MoU yang sudah diteken. 

Belum lagi pencemaran yang dihasilan, seperti pencemaran udara dimana bau busuk tercium lebih dari radius berkilo-kilo meter jaraknya dari TPST. Pencemaran air tanah untuk warga sekitar juga sudah pada ambang berbahaya bagi kesehatan padahal Pemerintah Kota Bekasi belum mampu melayani air bersih atau PDAM untuk kawasan tersebut. Air sungai pun mengalami kerusakan yang tak kalah seriusnya. Terlalu banyak kerugian yang harus diderita oleh warga Bekasi dari keberadaan TPST Bantargebang ini. Lihat saja saat terjadi kebakaran di Gunung-gunung sampah tersebut di bulan kemarin. Selama lebih dari satu bulan warga harus menghirup asap hitam pekat. Bahkan ada sekolah yang mengungsikan kegiatan belajar mengajarnya karena asap kebakaran itu sudah sangat berbahaya. 

Gegeran TPST Bantargebang kali ini harus ada hasil psitif bagi warga Kota Bekasi. Jangan hanya menjadi sensasi berita belaka, karena setelah itu tahu-tahu semua pihak diam seribu bahasa. Maka setelah itu permasalahan TPST Bantargebang kembali menguap entah berada dimana. saya pribadi tak kenal dengan operator pengelola TPST Bantargebang yaitu PT. Godang Tua Jaya. Namun peristiwa pada tanggal 24 Mei 2009 cukup melekat diingatan saya. Dimana pada saat itu kampung yang biasanya sepi tiba-tiba menjadi hiruk pikuk, kendaraan-kendaraan mewah bersliweran tiada henti. Seluruh media dan juga stasiun TV mengirimkan karyawan terbaiknya guna menyiarkan langsung peristiwa di gunung sampah tersebut. Karena pada hari itu di puncak Gunung Sampah Bantargebang Dideklrasikan Calon Presiden Megawati Soekarno Putri dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto. 

Saya pun tak tahu apakah ada kolerasinya antara peristiwa tersebut diatas dengan timbul tenggelamnya permasalahan TPST Bantargebang. Karena menurut catatan saya, Ahok sudah kedua kalinya menyatakan akan meninjau ulang perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI, PT.Godang Tua Jaya dan Pemkot Bekasi. Namun hingga hari ini hal-hal yang berupa tindakan kongkrit belum pernah dilakukan oleh Ahok. Padahal jika melihat rekam jejak Ahok maka kita cukup berharap banyak akan ada perbaikan untuk TPST Bantargebang. Sehingga penderitaan warga sekitar mampu diringankan jika belum mampu diatasi. 

Semoga Bapak Ahok tidak sakit gigi terlebih sakit hati dalam meninjau ulang keberdaan PT Godang Tua Jaya. Meninjau ulang pola pengolahan sampah di sana, meninjau ulang MoU yang hanya berupa kongkalikong semata. Salam dari kami Warga Kota Bekasi. (ysc)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun