Mohon tunggu...
Yeksa Sarkeh Chandra
Yeksa Sarkeh Chandra Mohon Tunggu... lainnya -

"Berkarya Ngga Usah Banyak Omong"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekasi di Bully, Apa Yang Terjadi

22 Oktober 2014   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:05 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="471" caption="Salah Satu Meme Bekasi"] [/caption] Salah satu Meme Bekasi

Sepekan kemarin dunia media sosial gegap gempita membicarakan Kota Bekasi. Hampir di semua Medsos Bekasi menjadi bulan-bulanan atau bahasa kerennya di Bully. Bahkan tak tanggung-tanggung wabah ini sanggup menembus Trending Topic di twitter, Facebook dan Path mengalahkan keyword lain. Berbagai macam hal tentang Bekasi menjadi bahan candaan, ejekan atau pun satir. Berbagai gambar meme yang bersifat mengolok-olok dan juga jawaban dari para creator meme Kota Bekasi membalas olokan tersebut.

Tak pelak kegaduhan di dunia maya ini mengusik Walikota dan Wakil Walikota Bekasi. Di berbagai media Walikota Bekasi mengungkapkan kekesalan dan juga penjelasan kondisi Kota Bekasi. Bahkan dalam apel pagi di Halaman Kantor Walikota Bekasi, Bapak Dr.H.Rahmat Effendi menyemprot bawahannya dengan durasi yang cukup panjang. Setelah itu para Kepala Dinas dan SKPD bersama awak jurnalis Kota Bekasi diajak berkeliling meninjau berbagai sisi Kota Bekasi. Tak cukup sampai di situ, Walikota Bekasi juga tampil live di beberapa Televisi Swasta Nasional guna membahas masalah Bully membully ini.

Alih-alih menjelaskan program kerja untuk masyarakat dalam rangka membalas bully tersebut, para Kepala Dinas dan juga Kepala Daerah malah hanya terlihat membela diri. Dari penelusuran berbagai laman dunia maya, penyebab Bekasi di bully itu ternyata dari berbagai permasalahan sosial yang ada saat ini. Mulai dari Kemacetan, suhu udara yang sangat panas, jalan berlubang hingga masalah-masalah lain.

Bully yang terjadi untuk Bekasi saat ini merupakan fenomena baru, diluar peristiwa bully untuk Jogjakarta dan Bandung, bully kepada Kota Bekasi sangat khas. Karena bully yang menimpa Kota Bekasi lebih pada pelontaran emosi massa pada kondisi Kota Bekasi saat ini. Muncul meme-meme kreatif yang merupakan simbolik dari kejadian dan keadaan yang mereka rasakan di Kota Bekasi. Maka menjadi masuk akal ketika Kota Bekasi di bully, banyak pula penduduk Kota Bekasi yang turut mengamininya.

Fenomena bully Bekasi dapat diartikan sebagai ungkapan kekesalan warga masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Bekasi saat ini. Jadi dalam berbagai meme yang bertaburan di medsos mayoritas berisi tentang keluhan kondisi Kota  yang dikemas secara kreatif sehingga terkesan nyinyir, nyindir dan satir. Pemkot Bekasi harus lebih siap dan sigap karena masyarakat saat ini jauh lebih kritis dan juga cerewet merespon kondisi kotanya.

Kondisi macet yang membuat frustasi para pengguna jalan hingga saat ini tak ada terobosan berarti yang yang dilakukan oleh Permintah Kota Bekasi untuk mencarikan jalan keluar. Suhu udara yang sangat panas akhir-akhir ini yang oleh beberapa kalangan katanya mencapai 40 derajat Celcius disebabkan oleh pembangunan gedung yang tak mengindahkan ruang terbuka hijau. Pembanguan Apartemen atau pun gedung bertingkat dalam satu tahun ini seperti orang kalap. Hampir disetiap sudut kota berdiri gedung-gedung bahkan beberapa gedung menabrak aturan yang telah digariskan.

Padahal tugas Dinas Tata Kota selain untuk masalah perijinan, lembaga tersebut juga berfungsi sebagai pengendali dan pengawas bagi pertumbuhan gedung-gedung tersebut. Namun dalam tahun-tahun belakangan ini rupanya pada dinas tersebut mengalami pembukaan kran yang sangat lebar, sehingga ditahun ini pula muncul gedung-gedung bertingkat tinggi secara berbarengan yang jumlahnya lebih dari jumlah jari-jari kita.

Pembangunan gedung yang membabi buta juga tak diimbangi oleh penanaman pohon-pohon penghijauan. Hampir tak ada penanaman yang massif atau pun berjumlah banyak untuk pohon-pohon peneduh di samping jalan-jalan raya pada tahun-tahun ini. Pohon dipinggir jalan malah banyak pula yang ditebang guna kepentingan ekonomi seperti menggaanggu pandangan reklame atau pun menjadi lahan parkir. Bagaimana Bekasi tak panas menyengat jika keadaan terus seperti ini. Mungkin sudah saatnya Kota Bekasi memasuki masa moratorium untuk pembangunan Mall, Apartemen dan juga Hotel. Kita merenung lagi, apakah ini semua akan lebih bermanfaat atau malah membawa malapetaka di masa mendatang kelak.

Sebenarnya peristiwa pembullyan ini juga dapat menjadi momentum yang baik untuk Kota Bekasi. Sisi positif dari peristiwa ini adalah Kota Bekasi lebih menasional karena diperbincangkan ribuan atau bahkan jutaan netizen. Seharusnya kita bisa memanfaatkan momen tersebut guna membranding ulang Kota kita tercinta ini. Suka tak suka saat ini Kota Bekasi  tidak memiliki identitas diri yang jelas.

Bekasi saat ini sangat sexy untuk dunia investasi, para investor berbondong-bondong menanamkan uangnya di Kota Bekasi. Seharusnya Pemerintah Kota Bekasi dapat menyaring para investor tersebut, sehingga investasi yang masuk harus sesuai dengan identitas kota atau pun visi misi Kota Bekasi. Sehingga menjadi jelas, 10 tahun atau 20 tahun ke depan Kota Bekasi akan menjadi seperti apa. Janganlah semua investor yang masuk dikabulkan permohonananya, apa jadinya jika semua investor diperbolehkan masuk ke Kota Bekasi.

Jika Kota Bekasi ingin mengidentifikasikan sebagai Shoping City atau Kota Belanja, hendaknya pembangunan Mall harus terintegrasi dengan semua lini baik antar Mall atau yang lainnya. Jadilah surga bagi para penggila belanja. Investor yang masuk juga menyesuaikan dengan tujuan dari bentuk Kota Belanja tersebut. Sehingga ke depan pun arah pembangunan kota bisa lebih manusiawi dan juga bukan berorientasi komersil semata.

Jika kita akan menjadikan Kota Bekasi sebagai Kota Hunian yang aman dan nyaman maka kita harus menyiapkan apartemen-apartemen dan juga perumahan yang hijau asri. Fasiltas sosial dan fasilitas umum yang dapat kita banggakan. Ruang terbuka hijau atau pun taman-taman kota menjadi icon kota yang dapat membuat nyaman penduduk kota.

Jika kita akan menjadikan Kota Kreatif atau Creatif City maka buatlah cluster-cluster untuk mewadahi para remaja kita untuk mengatualisasikan diri. Buatlah gedung Perpustakaan raksasa yang cukup komplit dan canggih sebagai icon Kota. Branding kota merupakan jati diri, sehingga Kota Bekasi akan dikenal sebagai kota apa dimata kota-kota lain di Indonesia.

Cukuplah meme-meme yang bersliweran di menjadi lelucon semata. Namun bukan hal yang tak mungkin meme-meme tersebut malah menjadi branding Kota Bekasi jika tak ada perubahan pola pikir pada para pengambil kebijakan. Mari kita bersama menghapus stigma yang ada di Medsos dengan karya nyata. Merubah Kota Bekasi menjadi lebih baik dengan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang memadai sebagai Kota berkelas Metropolitan. Bukan Kota yang dibangun oleh swasta dan untuk kepentingan pengusaha semata. Apalagi peristiwa bully Bekasi malah menjadi ajang mejeng pejabat di media-media untuk menimba popularitas.  (sarkehchandra@yahoo.co.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun