Arogansi dan kesombongan terlihat dalm pernyataan yang dilontarkan menteri luar negri malaysia,Datuk Seri Anifah Aman yang menyatakan "rakyat Malaysia telah kehilangan kesabaran akibat sejumlah aksi demonstrasi yang dilakukan di Indonesia".
tak akan ada asap tanpa ada api, kami ("rakyat indonesia") juga tidak akan merasakan kekecewan yang amat sangat jika tidak ada sebabnya. Bukan sekali dua kali malaysia seolah-olah "melecehkan" indonesia,dari mulai pembajakan tapal ambang batas laut (ambalat), budaya, dan yang terbaru adalah penangkapan (saya lebih suka menyebut dng penyandraan) simbol kedaulatan republik ini.
tetapi yg sangat disayangkan, para pemimpin negri ini terkesan terlalu berhati-hati (kata lain dari "TAKUT"), tiada tindakan yg tegas yang jelas2 menyatakan kita (rakyat Indonesia) sangat terusik dengan kelakuan mereka (malaysia). Kita memang tidak menginginkan/mencintai akan peperangan, Tapi jika memang tidak dapat dielakan dan demi kedaulatan 'BUMI PERTIWI, LANGIT NUSANTARA, INDONESIA PUSAKA', jika harus perang kenapa tidak...????
Mungkin untuk sekedar mengingatkan kembali, kita dulu merdeka bukan dari hasil pemberian penjajah, kita merebut kemerdeakan tersebut dari mereka (penjajah). Belanda, inggris, portugis dan jepang pernah merasakan keperkasaan putra/putri negri ini. Jadi kalau malaysia berani menantang kami, bukankah mereka hanya "membangunkan harimau yg sedang tertidur" (hehehehe...rilexs duikit ).
Wakil ketua MPR yang terhormat berkata, "Kita harus mengedepankan masalah diplomasi dan hukum. Kalau tren hubungan dengan tetangga memburuk, citra Indonesia di mata internasional tidak bagus. Ide ini harus digalakkan walaupun tidak populer," ujar Anis kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/8/2010).
Menurut Anis, sikap keras Pemerintah Indonesia menghadapi Malaysia justru akan menyengsarakan warga Indonesia di Malaysia. Apalagi kalau Malaysia memulangkan TKI ke Indonesia.
"Harus dihitung ini bisa jadi bumerang. Misalnya kalau mereka memulangkan tenaga kerja, dan saya kira ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat," papar Anis ( diambil dari "detik.com").
Menanggapi tulisan diatas, "kami atas nama bocah2 pewaris negri, tak akan kami biarkan satu tapak wilayah negri ini dirampas, kedaulatan bangsa kami di di injak-injak, sekalipun darah kami, dan nyawa sebagai taruhannya. Untuk urusan ekonomi boleh jadi kita bercerai-berai, tapi saya yakin, dan sangat..sangat yakin demi kedaulatan 'NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA',mereka (TKI..), "NKRI" juga merupakan harga mati. :::::wassalam:::::
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H