Langit berwarna merah jambu,terlihat sangat romantis spt suasana hatiku saat ini.Angin sepoi-sepoi, gemuruh deburan ombak, pasir putih, dan duduk ditemani gadis pujaan hatiku...(hmmmm...nyummmiiii..). "CENIL" begitulah nama kekasihku,setiap kali kusebut namanya,dalam benakku pasti langsng teringat dengan jajanan pasar,yang bentunya kecil2, kenyal, dan manis rasanya.Biasanya tidak ketinggalan bungkusnya dari daun pisang
"nduk, tahukah kalau diriku begitu menyayangi dirimu".ujarku mulai melancarkan rayuan.diawali dengan senyum manis dia menjawab"mosok sih mas..!! kok aku ngerasanya biasa2 aja toh...mas " ujarnya sambil merajuk padaku."
"masak gak percaya padku to dik..?"ujarku sambil kubelai rambut panjangmu.
jawabmu"lah..buktinya gak ada jeh mas...hihihiihi",bersamaan tawa renyahmu.
"demi cintaku padamu dik, jakarta ama monasnya kalo di jual tak beliin buat kamu dik..hahahaha".jawabku.
"walah...gedebusi aku kieh",jawabnya sambil menyubit perutku.
suasana ditepi pantai ini begitu sepi dan sunyi,entah siapa diantara kami yg memulai terlabih dahulu.tahu2 tangan kami berdua sudah berpegangan dengan erat,seolah bagai gambaran dari perasaan dalam hati kami berdua yang tak mau dipisahkan.perlahan namun pasti, hangat api cinta mulai menggelora dlm dadaku.Kedua kelopak matamupun sudah kau pejamkan, dengan posisi dagumu yg sedikit terangkat keatas.pelan mulai ku dekatkan bibirku mendekati bibirmu,hangatnya nafasmu terasa hangat menyapu wajahku...
"SARJUUUUUUUU...!!!!!!!!!","arep mbok apak no,anaku ??begitu lantang suara tersebut,laksana menghancurkan setiap tulang dipersendianku.
"bapak...mas"lirih cenil berkata,sambil berjalan menghampiri asal suara yg berasal dari pria paruh baya,yang sedang duduk diatas dokar memegang tali kekang kudanya.
"dolane ojo nduk nggon sepi2,akeh setane yo nduk...le..!!!",ujar pria tersebut yg beberapa kali sempat kutemui saat ku apel kerumah 'cenil'.
"cenil...!! wes saiki balik garo bapak..kowe sarju numpak angkot wae yoh.."lanjutnya.