Senin,11 Februari 2019, bertempat di Desa.Wonokerso Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah diresminan Pabrik Kakao, yang merupakan satu-satunya pabrik kakao di Kabupaten Batang.
Dalam peresmian tersebut nambak hadir : Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T (Mentri Perindustrian), Prof. H. Mohamad Nasir, Ak, Ph.D (Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan),Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng( Rektor UGM), H.Wihaji,S.Ag,M.Pd ( Bupati Kabupaten Batang), H.Suyono,S.IP,M,Si ( Wakil Bupati Kabupaten Batang Batang) serta beberapa kepala OPD di Kabupaten batang dan tamu undangan lainya.
Pabrik kakao di Kabupaten Batang ini merupakan hasil kerjasama dari beberpa instansi pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan lembaga pendidikan tinggi, yaitu antara Pemerintah Kabupaten Batang ( PEMKAB Batanag), Kementrian Perinudustrian, dan Universitas Gajah Mada (UGM ).
Seperti di kutip dari medianasional.id, Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T (Mentri Perindustrian) menyampaikan; Bahwa berdirinya PPKIPKT sebagai bentuk wujud nyata guna meningkatkan produksi komoditas kakao yang memiliki peluang ekpsor besar, guna memenuhi pemintaan pasar yang sangat besar. Oleh sebab itu, Indonesia adalah negara penghasil kakao nomor tiga di dunia harus menjadi produsen, tidak hanya supplier tetapi memiliki produk sendiri.
Negara Indonesia merupakan penghasil, serta mengolah kakao untuk ekspor, dari bahan baku sampai dengan barang jadi, semua di peruntukan guna diekspor. Saat ini yang paling penting adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan di bagian produksi. Prof. H. Mohamad Nasir, Ak, Ph.D (Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan),
Saat mendampingi Airlangga Hartarto Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, Untuk tugas pengembangan Kakao di Kementriannya adalah urusan dihulunya yaitu harus menyediakan bibit yang berkualitas. Karena pengembangan bibit ini sangat penting sekali sebab bisa menghasilkan kakao yang super,saat berada di pabrik Kakao Batang menjelaskan, bahwa dengan lahan yang seluas 1 Hektar ternyata hanya menghasilkan 1 ton biji kakao. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar angka tersebut perlu adanya peningkatan sebab jika dibandingkan dengan negara Vietnam masih kalah jauh, di sana 1 hektar sudah menghasilkan 4 ton.Â
"Masih menjadi PR kita, solusinya perlu kolaborasi antara Pemerintah, perusahaan dan masyarakat, agar permasalahan ini bisa di carikan solusi. H.Wihaji,S.Ag,M.Pd ( Bupati Kabupaten Batang ) menuturkan, bahwa Pabrik Kakao ini menjadi ikon baru di Kabupaten Batang, karena Pabrik ini tidak hanya untuk industri melainkan juga bisa dimanfaatkan sebagai wahana destinasi wisata baru di kabupaten Batang. Pihak perusahaan untuk bisa membina desa sekitar pabrik agar menjadi daerah coklat. Agar sejalan dengan program kami dalam menciptakan 1.000 wirausahawan baru, dengan slogan one village one product atau satu desa satu produk usaha
Karena berdirinya PPKIPKT menjadi salah satu penyumbang percepatan pembangunan daerah, bidang investasi, wisata dan Indek Pemabngunan Manusia.sesuai intruksi Presiden terkait percepatan daerah melalui investasi dan pariwisata dan saya yakin Pabrik Kakao yang dikelola UGM pasti bisa.( http://www.medianasional.id)
Dengan berdirinya pabrik kakau tersebut di kabupateN batang, menunjukkan bahwa  pentingnya sinergi antara pemerintah kabupaten batang ( PEMKAB Batang) dengan pemerintah pusat ( dalam hal ini Kementrian Perindustrian dan Kemenristekdikti ) serta Lemba Pendidikan dinggi ( Dalam hal ini UGM) dalam membangun suatu daerah.
Ini juga membuktikan Kabupaten Batang kondusif dan layak menjadi daerah investasi bagi para investor, terbukti beberapa perusahan besar berinvestasi dengan mendirikan perusahaan di Kabupaten Batang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H