Mohon tunggu...
Sari Yulianti
Sari Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Aku dan dia yang ku sayang

saya adalah saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

40 Harimu, Mah....

7 Mei 2019   13:00 Diperbarui: 7 Mei 2019   13:41 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ga terasa mah, sudah 40hari dirimu tidak bersama kami. Mah...aku tidak tahu kenapa aku masih belum bisa menerima kenyataan dirimu sudah tidak ada mah... mah kamu sedang apa di sana? apa dirimu tidak merindukan kami? apakah kamu masih mengenal kami? mahhh....menurut teolog kamu sudah bahagia saat ini. kau sudah tidak merasakan kesakitan mu, baik sakit maupun batinmu. 

Mahhhhhh .....

Tapi aku masih belum rela...kenapa kamu pergi tiba-tiba...

28 maret yang lalu kamu dan bapak hanya pamit kepada kami untuk pergi melayat tulangmu tapi mengapa sore kamu yang harus dilayat mahhhh......

Aku tidak terima mah awalnya....

banyak yang berbicara bahwa ini adalah kehendak Tuhan, tapi aku masih belum mengerti apa itu kehendak Tuhan dalam keadaan yang tidak ada masalah ... sakitpun dirimu tidak ... kamu hanya mengeluh dadamu sesak dan kamu pergi begitu saja ....

Mahhhh ......

ketika banyaknya orang melayat dan memberikan penghiburan untuk kami, banyak yang ingin meninggal sepertimu, tanpa sakit, tanpa menyusahkan anak dan keluarga besar, tapi bagi kami mahhhhhhhh itu ga benar ..... kami rela mah merawatmu .... minimal beri kami merawatmu ..... agar kami pun bisa rela dengan kepergianmu ....

Mahhhhh ..........

Banyak rencanamu dengan boru sipaduamu mah, katanya kamu mau jalan-jalan ke taman mini, dan kamu sudah membeli baju untuk kesana, lalu kamu juga merencakan untuk pergi ke bona pasogit mahhh untuk lihat rumah opung di sana, kamu juga katanya akan anterin mora sekolah hari pertama bulan juli nanti.... 

tapi .................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun