Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Perang Harga Pun Riuh Jelang Subuh

29 April 2020   05:38 Diperbarui: 29 April 2020   21:12 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pedagang di pasar Sayur Caruban (dokpri)

Bulan Ramadan selalu identik dengan naiknya harga segala kebutuhan, tak terkecuali kebutuhan pokok pangan, yang sering dirasakan langsung oleh masyarakat kecil. Hal itu wajar terjadi tiap tahun dan makin merangkak hingga menjelang lebaran. Acapkali, Pemerintah sering dibuat pusing dan selalu menelurkan kebijakan untuk menekan harga di pasaran atau cara agar kebutuhan pokok bahan makanan ini bisa terkontrol.

Animo daya beli masyarakat di saat Ramadan bisa terbilang cukup besar, terlepas berapapun harganya. ini dikarenakan, bukan hanya untuk mempersiapkan konsumsi makan tiap berbuka dan sahur, namun ada ritual (kecil) Ramadan yang dijalankan. Contohnya, makanan takjil, berbuka, hidangan untuk tadarus quran, dan masih banyak lagi.

Begitu juga yang terjadi di Pasar Sayur Caruban, Madiun. Pasar tradisional yang menjadi pusat jual beli, bertemunya para pedagang sayur di wilayah Madiun Utara ini juga tidak bisa menangkal naiknya harga kebutuhan bahan pokok.

Pedagang kecil akan merasa kalah dan tamengnya lemah digerus oleh para tengkulak besar. Sebagai contoh, harga Gula Pasir. Seminggu sebelum puasa hingga hari ke 6 Ramadan, naik 1000-1500 rupiah. Cukup memberatkan, apalagi gula pasir sangat dibutuhkan masyarakat untuk sahur, berbuka dan mendukung ibadah di bulan puasa.

"Biasanya, untuk kebutuhan pokok seperti beras dan gula naik, imbasnya akan mempengaruhi harga-harga lainnya mas", Ucap Mbak Tun penjual nasi pecel di depan pintu gerbang Pasar Sayur Caruban. 

Menurut beliau seperti itu, namun harga sayur-mayur meskipun naik, masih dalam batas kewajaran.

Pasar Sayur yang baru berjalan sekitar 20 tahun lalu ini selalu ramai dikunjungi pembeli. Puncaknya terjadi saat menjelang subuh. Jika anda punya kesempatan kesini, pasti diuji kesabaran hanya untuk sekedar jalan. Karena, arus di depan pasar selalu padat lalu lalang penjual dan pembeli hingga memakan bahu jalan.

24 jam, pasar ini buka. Namun, dikarenakan ada himbauan physical distancing hadapi penyebaran covid19, Pasar hanya buka 7 jam. Dimulai pukul 03.00 - 10.00 WIB.

Jadi bisa disimpulkan, sudah harga kebutuhan pokok merangkak naik, jam buka pasar pun diusik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun