Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dongkrak "Dongkrek" Inisiasi Caruban Sebagai Kota Budaya

12 Mei 2019   20:30 Diperbarui: 13 Mei 2019   21:29 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukber Gencar Menggugat, foto. Agustin

"Pasca turunnya PP No 3 Tahun 2019 tentang ditetapkannya Caruban menjadi Ibu Kota Kabupaten Madiun, yang bisa kita lakukan hari ini adalah menginisiasi Caruban sebagai Kota Budaya", Kata Firdaus Anderson mengawali ritual buka bersama yang digelar oleh Gencar Menggugat di Cafe Jaduman, Caruban (12/5).

Gencar Menggugat adalah Sebuah Gerakan dari seluruh elemen masyarakat Caruban yang merasa terlukai di saat moment Caruban diganti nama kotanya menjadi Kota Mejayan. Secara bersama-sama mereka berdiskusi menyelamatkan nama Kota Caruban dengan membedah Sejarah Berdirinya Kota Caruban.

Bekal Sejarah inilah, Gencar Menggugat meyakini adanya kekuatan yang bisa digali, kemudian menjadi literasi awal agar Caruban bisa kembali dalan pelukan lapisan masyarakat Caruban.

"Dongkrek berasal dari bunyi Dong dan Krek, diciptakan oleh Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro (Palang Mejayan), Putra dari Raden Ngabehi Prawirodipura II Wedono Caruban", Jelas Muh. Amin, Pemerhati Sejarah Caruban.

Beliau juga menjelaskan pula bahwa awal diciptakan Dongkrek adalah karena pada masa itu Rakyat Caruban terserang berbagai macam penyakit atau masa pagebluk, salah satu cara demi mengusirnya dengan menghadirkan Dongkrek, ritual mengembalikan rasa aman, nyaman dan ketenangan dari energi negatif yang menyerangnya.

Gencar Menggugat sendiri lahir pada 12 Maret 2017, atas dasar penolakan dan semangat bersama menyelamatkan Nama Kota Caruban yang dihilangkan secara sepihak oleh Pemda Kabupaten Madiun, tanpa berdialog dan melibatkan rakyat Caruban sendiri. Alasan titik ordinat yang menjadi dasar Pemkab memunculkan Mejayan dan menenggelamkan Kota Caruban tak bisa diterima oleh sebagian besar Masyarakat Caruban.

Bukber Gencar Menggugat, Foto. Agustin
Bukber Gencar Menggugat, Foto. Agustin

Berdiskusi dengan berbagai lini, mulai dari pemerhati sejarah, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ormas (non partisan), pemerintah daerah maupun pusat adalah cara Gencar Menggugat meramu segala informasi demi menjaga kelestarian Caruban bukan hanya dari segi Nama, namun lebih jauh lagi, hingga meginisiasi Caruban menjadi Kota Budaya. 

"Kami mendorong seluruh Desa yang masuk dalam wilayah teritorial Perkotaan Caruban bisa mulai menghadirkan kegiatan dan mengawali untuk nguri-nguri atau melestarikan sejarah Desa nya masing-masing", tambah Ivan Nurcahyo berharap tahapan itulah yang bisa menguatkan keberagaman yang selama ini terpelihara menjadi kearifan lokal masyarakat Caruban.

Bulan Juni ini Gencar Menggugat akan selenggarakan Halal Bi Halal dan Syukuran Kembalinya Nama Caruban sebagai Ibu Kota Kabupaten Madiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun