Lombok-NTB, Bencana Alam Gempa Bumi di Pulau lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Minggu tanggal 29 Juli 2018 , sekitar  06.45 wita berkekuatan 6,4 SR. Bakal menciptakan trauma tersendiri bagi warga di sekitar titik lokasi gempa. Terutama bagi anak anak. Hal tersebut perlu antisipasi dengan kegiatan hiburan ringan bagi anak anak terutama mengaktifkan kegiatan Trauma Healing.Â
Sejenak kita tenguk arti dan tujuan Trauma healing. Aktivitas tersebut adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma. Pekerja sosial (Peksos) harus peka dengan lingkungan sekitar, memberikan pengabdian yang seutuhnya kepada masyarakat.
Kegiatan Trauma Healing gencar digelar para pekerja sosial pascagempa di Lombok. Salah satunya telah digelar bersama oleh Tim Peksos, Supervisor PKH, Sakti Peksos dan Tagana dan Pendamping PKH. Tim relawan ini langsung mengumpulkan anak anak dari warga terdampak gempa. Untuk bercanda dan bermain dengan pola pola sederhana. Dalam rangka menghilangkan rasa syok dan trauma yang berdampak terganggunya psikologis anak.Â
Relawan Tim Peksos, Supervisor PKH Lombok Tengah, Aunul Mahbub Hairi yang dikonfirmasi mengungkapkan Sakti Peksos dan rekan sesama pekerja sosial telah berbagi rasa dengan anak anak sebanyak 70 orang. Dalam kegiatan trauma healing sebagai bentuk layanan psikosial kepada korban terdampak gempa di posko desa Madayin Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur NTB
Tim tersebut antaranya Supervisor lombok Tengah, Supervisor Lombok Barat, Sakti Peksos 3 orang, tagana Dinsos Lombok Timur dan Sumbawa serat  beberapa pendamping PKH. Pergaran ini dipimpin rekan rekan sakti peksos Arief Budi Saputra, M. Taufik, Harniati
"anak anak terhibur dan emosinya menyatu" katanya.
Dia mengatakan kegiatan ini akan dilaksanakan secara intens. Termasuk akan mengunjungi beberala posko anak anak berkumpul. Kebersamaan dan rasa trauma yakin akan hilang dengan sendirinya.Â
"Semoga dengan kegiatan ini, dapat bermanfaat. Terkhusus bagi psikologis anak," harapnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H