Birokrasi itu seperti sebuah mesin, yang arahnya sangat ditentukan oleh pucuk pimpinannya. Jika pucuk pimpinan atau top managementbirokrasi itu lurus, berintegritas, memiliki terobosan, dan keberanian, maka para pegawai yang lain akan mengikuti. Sebaliknya, jika top management-nya menjadi aktor penyelewengan, pelaku korupsi, dan tidak lurus, maka birokrasi hanya akan menjadi mesin yang mengikuti hasrat pimpinannya.
Inilah bagian dari pesan yang disampaikan Sudirman Said ketika bersilaturrahmi ke kantor DPC Partai Gerindra Banyumas beberapa waktu yang lalu (sabtu, 16/09/2017). Dalam silaturrahim yang dihadiri oleh para PAC Gerindra se-Kresidenan Banyumas, Sudirman Said menceritakan mengenai pengalamannya melakukan reformasi di birokrasi kementerian ESDM.
Sudirman Said menceritakan bahwa sebagai orang professional dia selalu bekerja dengan prinsip professionalitas dan fair treatment bagi semua pegawai kementerian. Karena itu, para pegawai yang dianggap hanya memperlambat kerja institusi atau melakukan penyimpangan, maka perlakuan terhadap mereka tegas, yakni digantikan oleh orang-orang yang mampu bekerja secara professional.
Menurut Sudirman Said, dampaknya sangat besar bagi kementerian ESDM. Misalnya, birokrasi tidak lagi memberatkan, kebijakan yang dikeluarkan menteri dijalankan dengan baik, dan kontrol berjalan ketat. Akhirnya, para pegawai kementerian ESDM tidak lagi canggung menjadikan insitutis ini sebagai profil tempat kerja mereka.
Memang, semua orang mafhum bahwa kementerian ESDM merupakan salah satu kementerian yang paling 'basah', dan sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak penyimpangan yang bersarang di sana. Namun, setelah Sudirman Said masuk sebagai menteri, semua penyelewengan disikat habis dan potensi penyelewengan pun dirombak.
Karena itu, meski ia menjabat sebagai menteri tidak terlalu lama, hanya sekitar 2 tahun, tapi kontribusinya bagi reformasi birokrasi kementerian ESDM sangat besar. Sudirman Said memang membuktikan bahwa reformasi birokrasi itu hanya mungkin terjadi jika yang berada di pucuk pimpinan setiap lembaga berasal dari orang-orang yang lurus, bersih, professional, berani, dan memiliki terobosan-terobosan besar.
Sebab, para pucuk pimpinan inilah yang memiliki kewenangan politik dalam membuat kebijakan dan peraturan. Di tangannya lah kunci mesin birokrasi dihidupkan dan diarahkan. Political willpucuk pimpinan birokrasi akan menentukan ke arah mana sebuah lembaga dijalankan. Artinya, jika pemimpinnya lurus, maka birokrasi akan mengikuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H