Mohon tunggu...
Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah Mohon Tunggu... profesional -

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ketika Istri "Ngidam" Holycow

13 Desember 2012   04:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:45 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mengidam (ngidam) didefinisikan sebagai “ingin sekali mengecap sesuatu (ketika hamil muda)”. Sesuai dengan definisi tersebut, hasrat “ingin sekali” ketika masa-masa ngidam istri memang sangat sulit untuk dibendung. Hal ini yang juga saya alami ketika menghadapi masa ngidam istri, dimana saat itu istri saya kehilangan nafsu makan dan hanya ingin makan makanan tertentu. Ngidam inilah yang pada akhirnya mempertemukan saya dengan sebuah warung makan nan lezat, Holycow.

Ngidam memang sulit ditebak. Suatu hari, istri saya ngidam makan steak yang enak. Wow, permintaan yang mewah dan sulit tentunya. Memutar otak dan mencari referensi by google, akhirnya saya mendapat banyak rekomendasi mengenai Steak Holycow. Untungnya, jarak antara Holycow dan kantor istri saya tidak terlalu jauh. Sehingga, setelah pulang kerja kami memutuskan untuk mencoba steak yang satu ini.

Rasa, harga dan nuansa, tiga hal tersebut yang terbersit dalam pikiran saya setelah mencicipi Steak Hotel Holycow. Sesuai dengan namanya, yaitu steak “Hotel”, Holycow menawarkan kualitas steak bintang lima. Daging steak dipanggang secara sempurna sehingga menghasilkan daging steak yang lembut nan membangkitkan selera. Holycow menawarkan pengalaman baru dalam memakan steak, dimana anda dapat memilih tingkat kematangan, side dish dan jenis saus sesuai dengan selera. Anda dapat memilih tingkat kematangan daging, dari medium hingga well done. Selain itu, Holycow menawarkan berbagai variasi saus, seperti mushroom, buddy’s special, dan BBQ. Untuk side dish, anda dapat memilih antara kentang atau mash potato. Racikan yang biasa penulis pesan adalah sirloin steak well done, dengan saus mushroom dan kentang.

Harga merupakan hal kedua yang terbersit paska mencicipi Holycow. Kualitas rasa bintang lima ini dapat anda nikmati dengan harga “mahasiswa”. Harga yang ditawarkan berkisar dari Rp 40.000 hingga Rp 140.000. Selain itu, Holycow juga menawarkan sejumlah paket hemat dan program promo yang sangat menarik. Sepertinya contohnya ada paket minum sepuasnya untuk ibu hamil, paket wagyu sirloin plus minum untuk berdua, dan pernah juga Holycow mengeluarkan promo jika mention Holycow di twitter akan mendapatkan dessert cupcake.

Nuansa, hal inilah yang paling menarik dari Holycow. Desain dinding yang merah menyala tentunya akan membangkitkan selera makan anda. Walaupun ukuran ruangan tidak terlalu besar, tetapi penataan ruangan sangatlah baik. Meja dan kursi tersusun dengan baik sehingga ketika makan kita tidak terganggu orang yang lalu lalang. Selain itu, ruangan di desain sedemikian rupa sehingga memiliki sirkulasi udara yang baik. Anda juga akan termanjakan dengan pelayanan yang ramah dan cepat sangat. Setelah order, saya hanya perlu menunggu kurang dari sepuluh menit, dan steak nan lezat sudah terhidang di hadapan saya.

Tiga hal tersebut yang terbersit dari saya pasca mencicipi Holycow. Dan berbagai keunggulan tersebutlah yang membuat Istri saya “ngidam” Holycow selama hamil....hehehe...Maju terus Holycow.

Menghadiri acara get urbanize

“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda”, begitulah tagline suatu iklan parfum. Kesan mendalam dari pengalaman pertama kami di holycow membuat kami beberapa kali menyambangi restoran tersebut. Kesempatan untuk mengetahui Holycow secara lebih mendalam datang ketika ada tawaran untuk mengikuti acara get urbanize yang diadakan oleh Kompasiana dan Urbanesia.

Acara diadakan di salah satu cabang Holycow di Kemang. Dimulai sekitar pukul 12, acara dibuka oleh mbak Selina sang founder Urbanesia, dan yang menjadi narasumber adalah mbak Wynda selaku founder Holycow. Berdasarkan paparan mbak Wynda saya mendapat banyak insight mengenai holycow dan menjalankan bisnis. Saya baru menyadari betapa tingginya komitmen holycow untuk turut menjaga kelesatarian lingkungan. Hal ini tercermin dari kontainer besar yang menjadi kerangka warung holycow yang di Radio Dalam, hingga tatakan meja yang sengaja tidak dari kertas, agar menjaga kelestarian alam.

Saya juga banyak belajar bagaimana keteguhan para pendiri Holycow yang memulai bisnis ini hanya berlima, hingga menjamur dan segera membuka cabang ketiga. Saya juga jadi memahami bahwa dalam bisnis selalu ada rintangan, yang dalam konteks Holycow adalah perpecahan. Rintangan tersebut, hebatnya, dapat dilalui oleh segenap manjemen Holycow dengan bijak, sehingga permasalahan ada tidak berlarut-larut. Saya juga baru memahami mengapa Holycow dapat menawarkan harga yang murah dengan kualitas yang begitu terjaga. Menurut mbak Wynda hal ini justru didukung oleh konsep go green nya, yang secara langsung menghilangkan sejumlah operational cost dan minimnya margin keuntungan yang diambil (hanya 25%).

Holycow sukses membuat istri saya terus-terusan ngidam, yang pada akhirnya membuat kami mengidolai pada steak yang satu ini. Acara get urbanize membuat kami lebih memahami idola kami satu ini. Steak Hotel by Holycow menawarkan pengalaman baru bagi anda para karnivora dalam hal mengkonsumsi steak. Tidak perlu pikir panjang, segera serbu TKP (tempat karnivora pesta) yang tersedia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun