Mohon tunggu...
Sari Oktafiana
Sari Oktafiana Mohon Tunggu... Guru - A mother of five kids who loves learning

Living in the earth with reason, vision, and missions...but I can't make everybody happy.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Toilet Bersih, Harum, dan Sehat

20 November 2011   16:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Terinspirasi setelah membaca sebuah artikel di The Jakarta Globe "Kamar Kecil Causes Big Problems When Toilets Are Neglected", 20/11/2011. Dimana di artikel tersebut dijelaskan tentang kisah seorang perempuan yang terkena infeksi saluran kandung kemih setelah memakai sebuah toilet umum di pinggir jalan. Kebetulan kondisi toilet tersebut dideskripsikan dengan sangat kotor, bau dan gelap....iiih terbayang betapa ngerinya. Tetapi karena keterpaksaan perempuan tersebut menggunakan toilet umum sehingga setelah menggunakan toilet tersebut dia terjangkit infeksi saluran kandung kemih. Menurut berita tersebut, dijelaskan oleh Naning Adiwoso, pendiri of the Indonesian Toilet Association (ATI),kasus infeksi saluran urine tersebut bukan kasus yang tunggal tetapi jamak sebenarnya, cuma data otentiknya kuantitatifnya belum terdeteksi. Toilet di Indonesia pada umumnya dipahami sebagai tempat mandi, kakus, cuci (MCK) dan pipis dimana biasanya kondisinya basah dan sempit serta keterbatasan aturan dan etika akan penggunaan toilet umum sehingga bila kita jumpai toilet-toilet di ruang publik seringkali bermasalah akan kebersihannya. Toilet yang tidak terjaga akan kebersihannya terutama bau pesing yang menyengat dan basah adalah sarang penyakit yaitu banyaknya bakteri dan (spora) jamur yang sangat bisa menyebarkan penyakit genital dan saluran urine. Indonesia berdasarkan informasi dari ATI, saat ini menempati peringkat 12 dari negara-negara di ASIA akan akses kebersihan toilet. Dan itu secara kualitatif menunjukkan betapa joroknya toilet kita. Joroknya toilet kita itu bisa merepresentasikan betapa rendahnya kualitas akan budaya toiletting kita. Etika untuk menjaga kebersihan toilet sangat minimalis. Terutama etika untuk menjaga kebersihan toilet di ruang publik. kebanyakan orang begitu egois seakan-akan melupakan kepentingan bersama ketika menggunakan toilet di tempat umum. Sehingga tak jarang kita jumpai toilet yang begitu kotor dan bau. Padahal bila kita menggunakan toilet di tempat umum kita harus membayar minimal Rp 1000 yang nota bene  biaya tersebut digunakan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan toilet. Tetapi sudahkah kita lihat improvisasinya? Masih sangat jarang bukan. Jadi dalam hal ini budaya dan etika kita untuk menjaga toilet yang bersih dan harum masih minim alias rendah, dalam bahasa mudahnya adalah JOROK. Dan bila kita abaikan ini akan menjadi masalah besar terutama tempat penyebaran berbagai penyakit. Etika penggunaan toilet yang masih rendah, misalnya kloset duduk masih digunakan untuk berjongkok, toilet yang dirancang untuk kondisi kering masih tetaplah basah. Dan bau tentunya. Mungkin dalam hal ini negara sepertinya harus turun tangan untuk menciptakan aturan dang gerakan tentang kebersihan Toilet. Sehingga perubahan perilaku akan toilet bisa terjadi. Memalukan bukan bila akses kebersihan akan toilet tidak terjaga?? Bila kita lihat di ruang publik, sekolah, perkantoran akses ketersediaan toilet dengan jumlah populasi penggunanya juga tidak seimbang. Kondisi seperti inilah yang akhirnya memperparah akan akses kebersihan toilet. Terbatasnya jumlah toilet menyebabkan pola perilaku untuk kepentingan bersama kurang terjaga. Tak jarang kita mengalami menahan pipis sebisa mungkin bila di tempat umum karena jijik dengan kondisi toilet sehingga akibatnya sakit perut dan bagi laki-laki bila hal itu menjadi kebiasaan akan menyebabkan batu ginjal. Mempertimbangkan beberapa situasi dan kondisi diatas marilah kita membikin gerakan bagi kita, dan komunitas kita akan budaya dan etika Toilet Bersih, Harum dan Sehat tentunya. Setidaknya tindakan preventif akan penyebaran berbagai penyakit akibat kejorokan. Hal ini kita masih belum mempertimbangkan akan toilet dan keramahan akan lingkungan. Misalnya sanitasi tempat pembuangan limbahnya, lalu jarak antara septik tank dengan ground water, dan masih banyak lagi pertimbangan akan toilet yang ramah lingkungan. Anyway let's start it...Toilet Bersih, Harum dan Sehat..."From Little Things Big Things Grow" meminjam bahasa dari lirik lagu a rock protest song, seorang artis Australia Paul Kelly & The Messengers... Yogya, 20 November 2011 Bibliography: http://www.thejakartaglobe.com/home/kamar-kecil-causes-big-problems-when-toilets-are-neglected/479505 Sumber Gambar: hariansemarangbanget.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun