Mohon tunggu...
Sari Oktafiana
Sari Oktafiana Mohon Tunggu... Guru - A mother of five kids who loves learning

Living in the earth with reason, vision, and missions...but I can't make everybody happy.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Simpati

23 Juli 2010   16:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Melihat acara Kick Andy show malam ini (tanggal 23 July 2010) dengan tema Melawan Nasib diujung senja adalah simpati, sedih dan trenyuh. Melihat ibu-ibu, janda-janda sepuh dan perempuan yang telah renta tetap berjuang bahkan akan tetap beraktivitas agar asap dapur bisa mengepul hingga ajal menjemput.

Pantang menyerah, tidak takluk akan keadaan,tidak mencari belas kasihan orang lain dengan kondisi rentanya. Sungguh ini adalah hal yang luar biasa. Usia lebih dari 60 tahun kadangkala sudah dianggap sebagai usia yang tidak produktif lagi dalam ukuran dan perspektif ekonomis. Sehingga bila usia manusia telah mencapai bilangan 60 tahun keatas yang sering saya temui adalah waktunya istirahat, mulai mengundurkan diri dari urusan keduniaan. Bahasa kasarnya kalau sudah bau tanah, lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Walaupun makna Ibadah, saya maknai secara lebih luas. Bahwa ibadah adalah relasi kita dengan segenap semesta, berikut penciptaan Allah serta dengan Allah itu sendiri secara langsung dan tidak langsung.

Yang biasanya saya temui bila manusia sudah berusia renta, biasanya ibadah secara langsung lebih sering dilakukan dalam bentuk yang ritual. Tetapi yang saya lihat di acara Kick andy show malam ini, adalah perempuan-perempuan renta yang masih harus berjuang untuk tetap bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak mengenal kata pensiun. Dalam tafsir saya, hal itu adalah ibadah. Karena setiap karya yang tulus adalah ibadah.

Mengapa saya simpati? Dan mengapa simpati menjadi sudut pandang saya menulis artikel ini adalah saya lebih melihat bagaimana perempuan-perempuan, janda-janda yang telah renta masih harus bekerja, mencari sesuap nasi. Hal itu menurut saya, karena factor utama adalah masalah kemiskinan. Tidak adanya jaminan untuk hari tua. Minimnya akses kesejahteraan, sehingga tak ada pilihan lain selain harus terus bekerja, berjuang. Dalam bahasa Kick andy adalah melawan nasib diujung senja walau tubuh secara fisik sudah tak lagi mendukung.

Dan sayangnya dan membikin hati sedih lagi, di Negara ini banyak sekali, orang-orang yang telah renta dimana harusnya pensiun tetapi tetap bekerja, sekali lagi karena kemiskinan akut yang menjadi salah satu masalah utama di negeri ini. Need for achievement  dalam teori ahli psikologi sosial, David Mc Cleland yang dimiliki para nenek renta itu luar biasa tetapi apa daya sistem buruk, yang menghalangi akses akan peluang hidup yang lebih baik jauh lebih kuat. Need for achievement yang tinggi tetapi dikalahkan oleh sistem di luar struktur diri sehingga tetap subsisten.

Salam simpati,
23 July 24, 2010
Sari Oktafiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun