Awal inquiry-ku adalah ketika membaca resensi buku di koran Kompas, hari minggu 16/10/2011 tentang Mendalami Kehidupan Ann Dunham dari sebuah buku yang berjudul; A singular woman: The Untold Story of Barrack Obama's Mother karya Janny Scott. [caption id="attachment_142135" align="aligncenter" width="300" caption="Ann Dunham"][/caption] Pada resensi buku tersebut dijelaskan bahwa Stanley Ann Dunham adalah wanita berkulit putih dari Kansas, Amerika Serikat yang pernah menikah dan bercerai dengan 2 pria beda ras dan bangsa. Dia adalah antropolog yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar di pedesaan Indonesia. Dia merupakan sosok perempuan yang mempersiapkan pendidikan terbaik untuk putra-putrinya meski harus berpisah dengan mereka. Karena pengasuhan Barrack Obama berikut adiknya Maya Soetoro dilakukan oleh kakek-nenek di Hawaii. Sosok Stanley Ann Dunham adalah perempuan yang cerdas, tegar menanggung segala konsekuensi atas pilihannya. Ann adalah putri tunggal dari pasangan Madelyn Lee Payne dan  Stanley Armour Dunham. Ann tumbuh dalam lingkungan keluarga yang seringkali berpindah tempat karena pekerjaan ayahnya. Kehidupan Cinta Ann, pertama kali ketika bertemu dan jatuh cinta  dengan  Barack Obama, Sr  pemuda asal Kenya yang kharismatik dan percaya diri yang juga merupakan lulusan MA of Economics dari Harvard University. Pada usia 23, kemudian Ann menikah dan memiliki anak Barrack Obama. Tapi ternyata Barrack Hussein Obama, Sr sebelumnya telah menikah dengan perempuan asal Kenya jauh sebelum menikah dengan Ann. Sehingga ketika Barrack Obama junior berusia 2 tahun mereka berdua bercerai. Selanjutnya Ann bertemu dengan Lolo Soetoro laki-laki Jawa, seorang manajer perminyakan yang sedang tugas belajar di Hawaii. Adapun Soetoro adalah graduated from the University of Hawaii with an M.A. in geography. Pada tahun 1965 mereka menikah di Hawaii dan memiliki putri, Maya Soetoro adik Barrack Obama. Lolo Soetoro membawa Ann ke Indonesia pada tahun 1967. Tetapi, karena perbedaan visi membuat Ann dan Lolo bercerai pada tahun 1980. Karena kecintaannya pada desa-desa di Indonesia membawa dia menyelesaikan program Doktoralnya dari University of Hawaii. Ann adalah seorang antropolog yang banyak melakukan penelitian di Indonesia. Disertasi Ann adalah tentang Peasant Blacksmithing in Indonesia: Surviving and Thriving Against All Odds yang memotret kehidupan pandai besi tradisional dengan penelitian di Desa Kajar, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, pada 1988. Dalam sejarah Nusantara, terutama Jawa, pandai besi memiliki dimensi ekonomi, teknologi, dan kultural—berhubungan dengan ilmu kebatinan. Dalam karyanya, Ann berkenalan dengan dua empu keris sepuh dari desa. Dari situlah ia kian paham bahwa seorang pandai besi menggambarkan situasi anomali yang menarik.Ann menunjukkan kesakralan posisi pandai besi—memiliki sifat keramat. Ann mengira mungkin saja para pandai besi di desa-desa di Yogyakarta itu keturunan pandai besi yang dulunya orang kuat di istana. Mereka menyebar ke desa-desa setelah Majapahit mengalami keruntuhan. Karya ini jadi menarik karena perlawanan Ann terhadap teori J.H. Boeke, ekonom Belanda yang menulis tesis soal karakterisasi negatif orang pedesaan. Industri tidak menjadi denyut nadi kehidupan pedesaan dan, kalaupun ada, hanya menghasilkan uang yang sangat kecil. Ann menilai Boeke keliru dalam melihat perkembangan industri dan usaha yang menghasilkan uang di pedesaan. Apalagi hingga 1870-an negeri Belanda sendiri belum mengenal mesin untuk mengerjakan industri keramik dan perkayuan mereka. Ann juga menngkritisi Clifford Geertz, yang mengiyakan Boeke serta memetakan kondisi dan masyarakat Indonesia masa kini dalam Agricultural Involution (1963) yang menganggap bahwa orang pedesaan itu pemalas. Ann sangat menjiwai dunia pandai besi. Ia menjelaskan secara mendalam struktur tenaga kerja, upah, bagaimana buruh perempuan dan anak-anak ikut membesarkan industri ini, serta kendala yang dihadapi. [caption id="attachment_142136" align="aligncenter" width="300" caption="Ann Dunham ketika bekerja di Indonesia"][/caption] Ann pernah bekerja di Indonesia untuk the Ford Foundation kemudian USAID and the World Bank projects dengan konsen pada kebijakan bagi perempuan miskin pada industri kecil-menengah.  Lalu pernah bekerja sama dengan FEUI dan Bappenas pada tahun 1977. Selanjutnya pada tahun 1988-1995, Ann menjadi konsultan riset dan koordinator bekerja sama dengan BRI (Bank rakyat Indonesia). Saking mencintai Indonesia, Ann selalu berkeliling ke daerah-daerah pedesaan di Indonesia. Serta sangat menyukai batik, Most of her clothes were Indonesian. Pada tahun 1995, Ann kembali ke Hawaii karena sakit. Ann meninggal pada usia 52, dengan Uterine Cancer pada tanggal 7 November 1995 di Honolulu Hawaii sebelum menyaksikan putranya Barrack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat ke-44. Berikut kutipan pemikiran Ann tentang Indonesia yang ditujukan pada Alice Dewey, Professor Emeritus, Department of Anthropology, University of Hawai‘i. 13 February, 1984. " This year I have major projects for women working on plantations in West Java and North Sumatra; for women in kretek factories in Central and East Java; for street food sellers and scavengers in the cities of Jakarta, Jogja and Bandung; for women in credit cooperatives in East Java; for women in electronics factories, mainly in the Jakarta-Bogor area; for women in cottage industry cooperatives in the district of Klaten; for hand-loom weavers in West Timor; for shop girls along J1. Malioboro and market–sellers in Beringharjo (still tentative); for slum dwellers in Jakarta and Bandung..." Rupanya Presiden Barrack Obama terlahir dari seorang perempuan istimewa dan bersahaja yaitu Dr. Stanley Ann Dunham. Salam Belajar! Yogyakarta, 17 Oktober 2011 Sari Oktafiana Bibliography: http://en.wikipedia.org/wiki/Ann_Dunham http://www.geografi.ui.ac.id/node/84 http://teguhtimur.com/2009/01/28/resensi-cerita-para-pandai-besi/ http://www.anthropology.hawaii.edu/News/Announcements/Dunham/dunham.html Sumber gambar: http://katakamidotcomnewsindonesia.files.wordpress.com/2010/10/ann-dunham.jpg?w=512&h=341 http://www.anthropology.hawaii.edu/News/Announcements/Dunham/dunham.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H