Mohon tunggu...
Sari New
Sari New Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Palangka Raya

Saya mempunyai ketekunan dalam melakukan suatu pekerjaan maupun yang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis George Herbert Mead dalam Konsep Pengenalan Interaksi Simbolik (Self)

9 November 2023   13:01 Diperbarui: 9 November 2023   13:09 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui INTERAKSI SIMBOLIK inti dari teori ini adalah tentang "diri" (self) yang dimana untuk mengatahui jati diri dan mengembangkan karakter dasar serta membangun interaksi sosial terhadap lingkungan masyarakat. Mead menjelaskan bahwa konsep "diri " (self) dapat bersifat sebagai objek maupun subjek sekaligus. Objek yang di maksud berlaku pada diri sendiri sebagai karakter dasar sebagai karakter dasar dari makhluk lain, sehingga mampu mencapai kesadaran diri (self consciousness), dan dasar mengambil sikap untuk dirinya, juga untuk sosial. Mead juga berargumentasi karena dijabarkan dengan konsep"Pengambilan peran orang lain" (taking the roleof the other,) sebagai penjelasan "diri sosial" (social self) dari William James, dan pengembangan teori "diri" dari cooley. Diri akan menjadi objek utama sebelum berada pada posisi subjek, dalam hal ini diri akan mengalami proses internalisasi atau interpretasi subjek, atas realitas struktur yang luas. Ringkasannya argument Mead bahwa "diri" muncul dalam proses interaksi karena manusia baru menyadari dirinya sendiri dalam interaksi sosial.

Kata Kunci: Analisis Interaksi Simbolik, Mencapai Tingkat Pengenalan Diri

Abstract: This research aims to understand SYMBOLIC INTERACTION. The core of this theory is about "self" which is to know one's identity and develop basic character and build social interactions with the community environment.  Mead explains that the concept of "self" can be both an object and a subject at the same time.  The object in question applies to oneself as a basic character as the basic character of other creatures, so that it is able to achieve self-awareness (self-consciousness), and the basis for taking a stand for itself, as well as for society.  Mead also argued that it was explained by the concept of "taking the role of the other" as an explanation of the "social self" from William James, and the development of Cooley's "self" theory.  The self will become the main object before being in the subject position, in this case the self will experience a process of internalization or subject interpretation of the broad structural reality.  In summary, Mead's argument is that "self" emerges in the process of interaction because humans only become aware of themselves in social interactions.

 Keywords: Symbolic Interaction Analysis, Reaching the Level of Self-Awareness

 

  • PENDAHULUAN
  •  
  • Latar Belakang Masalah
  • yang menjadi latar belakang masalah untuk analisis lebih lanjut. Beberapa masalah dan pertanyaan yang muncul dalam konteks konsep Mead tentang interaksi simbolik (self) adalah sebagai berikut.

  • Proses Pembentukan Self: Bagaimana tepatnya proses pembentukan self berlangsung dalam interaksi simbolik? Apa faktor-faktor yang paling memengaruhi perkembangan self individu? Bagaimana self berkembang dari "I" ke "Me" dalam konteks interaksi sosial yang berbeda?
  • Peran Bahasa dan Simbol: Sejauh mana bahasa dan simbol-simbol memainkan peran penting dalam pembentukan self? Bagaimana individu menggunakan bahasa dan simbol dalam komunikasi untuk menciptakan pemahaman bersama tentang diri mereka dan dunia sekitar?
  • Relevansi dalam Era Digital: Bagaimana konsep Mead tentang interaksi simbolik dan self beradaptasi dengan era digital dan perkembangan teknologi komunikasi? Bagaimana media sosial dan komunikasi online memengaruhi pembentukan self dan interaksi sosial?
  • Perkembangan Self Sepanjang Hidup: Bagaimana self berkembang sepanjang hidup individu? Apakah ada perubahan signifikan dalam cara individu memahami diri mereka sendiri seiring bertambahnya usia? Bagaimana pengalaman sepanjang hidup memengaruhi perkembangan self?
  • Pengaruh Lingkungan sosial: Bagaimana lingkungan sosial, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas, memengaruhi pembentukan self? Apa peran orang-orang signifikan dalam hidup individu dalam membentuk self.
  •  
  • Namun banyak manusia mempunyai tingkat kesadaran yang sanagt rendah sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan memanipulasi symbol-simbol. Dan kurangnya melakukan interaksi sosial terhadap lingkungan Masyarakat sehingga ia sendiri tidak menemukan bentuk interaksi simbolik.
  • RUMUSAN MASALAH
  •  
  • Bagaimana interaksi simbolik mempengaruhi pembentukan identitas individu dalam Masyarakat?
  • Bagaimana konsep "self" (diri) dalam teori Mead mempengaruhi pemahaman kita tentang bagaimana individu memahami diri mereka sendiri dan orang lain dalam konteks sosial?
  • Bagaimana proses sosialisasi memengaruhi perkembangan individu dalam perspektif interaksi simbolik Mead?
  • Apa dampak perubahan teknologi dan media sosial terhadap interaksi simbolik dan komunikasi sosial dalam masyarakat modern?
  • LANDASAN TEORI
  •  
  • Konsep diri dari Mead tidak seperti konsep diri yang biasa digunakan dalam ranah psikologi murni yang biasanya menyatakan bahwa diri merupakan entitas lain yang berasal dari dalam diri sendiri. Konsep diri menurut Mead adalah produk proses-proses sosial, terutama proses komunikasi di antara umat manusia (George Ritzer & Jeffrey Stepnisky, 2019).

  • Sederhananya, kita bisa menemukan konsep diri ketika berada dalam suatu lingkungan masyarakat atau kelompok mikro yang lebih kecil. Jadi di dalam suatu lingkungan masyarakat, kita akan mengamati proses-proses sosial yang terjadi. Kemudian kita akan mengambil sikap-sikap orang lain secara sadar dan kemudian menyesuaikan dengan keadaan sosial yang ada.

  • Hal ini sama seperti kita sewaktu kecil. Kita waktu kecil cenderung mengambil sikap dari orang-orang yang kita amati. Dulu sewaktu kecil, adik saya sering berpura-pura menjadi Spiderman. Dia sering melata di lantai dengan menggunakan topeng Spiderman. Dari fenomena kecil ini, kita bisa berasumsi bahwa adik saya ini sedang mengambil peran Spiderman setelah dia menonton film Spiderman.

  • Hal inilah yang dinamakan Tahap Sandiwara, di mana anak kecil berusaha membangun sebuah diri melalui peran yang diambil untuk dirinya sendiri dan kemudian merepresentasikannya. Aktivitas meniru lalu merepresentasikannya inilah yang menurut Mead (1934/2018: 288) adalah aktivitas terorganisasi yang di dalam sifat seorang anak mengendalikan respons tertentu yang memberi kesatuan dan membangun diri miliknya sendiri.

  • Setelah masa perkembangan anak, kita akan mulai masuk ke dalam Tahap Permainan dari konsep diri Mead yang lain, yakni Generalized Other atau sikap dari suatu kelompok. Di sini kelompok akan mengatur sikap-sikap individu agar selaras dengan sikap kelompok tersebut. Dari sini kita akan mengaitkannya dengan konsep Aku Sebagai Subjek (I) dan Aku Sebagai Objek (Me).

  • Individu sebagai I adalah konsep diri yang kreatif; yang bisa melakukan perubahan. Sedangkan individu sebagai Me adalah konsep diri yang cenderung menerima sikap-sikap dari orang lain secara teratur.

  • Misalnya ada seseorang yang masuk ke dalam suatu organisasi. Organisasi tersebut mengarahkan sikap-sikap orang itu agar sesuai dengan visi dan etika yang ada di dalam organisasi tersebut. Dalam hal tersebut orang itu menggunakan diri sebagai objek (Me), sehingga dia akan berusaha bersikap konformis dengan sikap-sikap yang ada di dalam organisasi tersebut.

  • Ketika dia sudah selaras dengan Generalized Other, dia bisa merepresentasikan dirinya secara otomatis kepada orang lain melalui nilai-nilai yang sudah tertanam di dalam dirinya sendiri. Individu sebagai I juga merupakan suatu perwujudan diri. I tidak bisa diprediksi karena I ada di dalam ingatan seseorang.

  • Selain itu, di dalam diri individu selalu ada proses-proses sosial yang senantiasa mengalir di dalam I dan Me. Nilai-nilai yang seseorang peroleh melalui Me akan disaring dan tertanam dalam diri, kemudian dia akan merepresentasikan nilai-nilai itu melalui I. Nah, dari sinilah diri terbentuk.

  • Di dalam suatu masyarakat, individu akan mengarahkan tindakan sosialnya dengan cara bersikap konformis terhadap proses-proses sosial yang ada di dalam tubuh masyarakat yang mana dia menjadi anggota dari masyarakat tersebut.

  • Namun masyarakat juga bergantung pada kesadaran reflektif para anggotanya. Jadi hubungan antara masyarakat dengan diri mencakup hubungan timbal balik; di mana individu dibentuk oleh masyarakat dan individu bisa mengubah masyarakat.

  • Di sini individu hanya bisa mendapatkan sebuah diri melalui aktivitas sosialnya dan hubungannya dengan individu-individu lain di tengah masyarakat. Diri juga hadir jika individu terlibat dalam keanggotaan suatu kelompok masyarakat. Maka dari itu, diri selalu bersifat sosial dan kesadaran diri merupakan suatu tanggung jawab sosial, bukan semata-mata merupakan sesuatu yang hadir dari ruang kosong.
  • METODE PENELITIAN
  •  
  • Sumber Data
  • Sumber data primer diperoleh dari ovservasi yang di pahami melalui teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead mengenai konsep I dan me. I merupakan saya atau dikatakan oleh Mead bahwa I bertindak diri sebagai subjek yang menjadi bagian yang memperhatikan diri saya sendiri, sebagai suatu proses pemikiran dan proses tindak yang aktual. Atau bisa dikatakan bahwa I merupakan aspek diri yang bersifat non relektif dan me merupakan aku yang memandang diri sebagai objek yang berarti bahwa individu itu memperoleh makna-makna yang diartikan oleh orang lain disekelilingnya.

  • Data Sekunder
  • Diperoleh dari media masa, media cetak, media online, laporan penelitian lain yang membahas masalah penelitian ini.
  • KESIMPULAN
  •  
  • Dalam kesimpulan ini konsep interaksi simbolik George Herbert Mead mengajarkan kita bahwa komunikasi dan interaksi sosial adalah dasar pembentukan identitas individu. Proses sosialisasi, peran "self," dan kontek interaksi memainkan peran kunci dalam porses ini. Memahami konsep ini dapat membantu kita memahami cara berinteraksi dalam Masyarakat dan baagaimana kita membentuk komsep diri kita.

  • SARAN 

  • Orang tua, pendidik, dan anggota masyarakat secara umum dapat mempromosikan keterlibatan aktif anak-anak dalam proses sosialisasi. Ini termasuk mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam permainan sosial, berbicara, dan berinteraksi dengan peran "self" yang lain untuk membantu mereka membentuk konsep diri yang sehat.
  • Selain itu  Penting juga untuk mengembangkan kemampuan untuk melihat dunia dari perspektif orang lain. Ini dapat membantu membangun empati, mengurangi konflik, dan memperkuat hubungan antar individu. Karena dalam era media sosial, individu harus mendapatkan pendidikan dan pemahaman tentang cara simbol-simbol digital memengaruhi interaksi dan konsep diri mereka. Ini melibatkan kesadaran tentang bagaimana konten yang dibagikan dan dipertimbangkan dalam lingkungan online.

  • DAFTAR PUSTAKA
  •  
  • Mead, George Herbert. 1934/2018. Mind, Self & Society (Pikiran, Diri & Masyarakat). Penerjemah: William Saputra. Yogyakarta: FORUM
  • Ritzer, George dan Jeffrey Stepnisky. 2019. Teori Sosiologi, edisi ke-10. Penerjemah: Rianayati Kusmini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun