Episode 6: Melipatgandakan Uang bagian 2
Pekerjaan hari ini cukup membuat keringat membasahi baju seragam berwarna langit di hari cerah yang kupakai. Membawa fotokopi dokumen setebal buku kalkulus tiga jilid cukup untuk latihan ringan otot biseps dan triseps. Pukul empat tepat, aku menyandarkan punggung di bangku panjang dengan bantalan busa, koran kemarin di tangan kiri yang terus bergerak sebagai kipas alami.
"Jul! Sudah selesai pekerjaanmu hari ini?" Sam datang dengan kardus bekas air mineral yang aku tak tahu isi dalamnya masih sama atau telah beralih fungsi.
"Iya, Bang. Alhamdulillah. Kayaknya sih udah nggak ada lagi. Bisa langsung pulang nanti," kataku sambil mengatur napas.
Sam meletakkan kardus itu di sebelah kakiku. Dia duduk di sampingku, sambil berkata pelan, "Jul, kau mau ikut melipatgandakan uang?"
Mataku membeliak. "Maksudnya, Bang?"
"Kalau kau mau ikut, habis pulang kerja jangan langsung pulang. Kau ikut aku, nanti kita buka puasa bersama," katanya.
"Tapi Bang, bukannya itu haram?" aku bersuara tak kalah pelan, sambil celingukan untuk memastikan tak ada telinga di tembok.
"Aku jamin halal. Kau nggak usah takut. Ikut saja," katanya lagi.
Antara penasaran dan tangan yang terus gemetar, aku menganggukkan kepala pelan.
"Nah, gitu baru anak muda! Penuh semangat! Aku titip ini sebentar." Dia menunjuk kardus di bawah kakiku sebelum berlalu.