Suara seseorang samar-samar menyentuh saraf pendengaran di telinga. Perlahan aku membuka mata, berkedip beberapa kali sebelum memaksa tubuh untuk duduk.
"Tuan, Tuan! Ada berita besar!" Seseorang membuka pintu kamar dengan sedikit dorongan. Suaranya terdengar semakin jelas. Namun, apa ini?
"Maksudmu, aku?" Aku mengarahkan jari telunjuk ke hidung.
"Siapa lagi, Tuan? Tuan adalah putra mahkota kerajaan dan berita besar ini disampaikan langsung oleh Raja. Tuan harus bergegas, atau saya akan dihukum karena melakukan kesalahan." Lelaki itu menarik lenganku, buru-buru aku melangkahkan kaki mengimbangi langkahnya.
Otakku sejenak berpikir. Tuan? Apa maksudnya? Aku 'kan perempuan.
Langkah kakiku terhenti ketika melihat  bale-bale versi luas itu. Orang-orang mengenakan pakaian seragam yang tak kutahu dari mana asalnya. Di mana ini? Siapa mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi pikiranku.
"Tuan, Anda harus memberi pengumuman penting," kata lelaki dengan rambut perak dan topi Fedora itu.
Kostum yang aneh, sebagian diriku menertawakannya.
Seseorang memberikan gulungan kertas padaku. Aku meraihnya. Sebuah tulisan tangan dalam huruf yang aku tak tahu maknanya. Aku hanya pernah melihatnya di drama-drama kolosal. Di tengah pikiran itu, lidahku tiba-tiba berbicara sedangkan sebagian diriku yang lain masih terus berpikir.
"Sampaikan salam kepada penduduk bumi di tahun 2023. Krisis pangan mulai terjadi. Bencana banjir, gempa, membuat produktivitas pertanian menurun. Perang, krisis energi dan keuangan. Jangan lengah, apalagi hanya pasrah. Kerusakan semakin nyata. Kalian harus melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk menyelamatkan bumi. Kerusakan di depan mata. Kiamat segera tiba."