'..yuk mba, taxinya udah datang, kakak juga udah di depan, jangan lupa stroller adek ya..' 'iya bu, sebentar.., lagi ambil sendal' Spontan napas sedikit tertahan melihat penampilan para asisten di rumah yang sudah lengkap berdandan, kaus atasan ketat dan celana pendek 15-17 cmlah di atas lutut ...ooopps!...langsung pikiran melayang pada penampilan pertama kali menyambut para asisten yang datang dari kampung dengan busan lengkap yang lebih tertutup...kok beda banget yak....tapi ah sudahlah, di sini kan orang-orang juga tidak bermasalah dengan celana pendek dan kaus pendek, malah banyak yang asal pakai seperti itudi depan umum tapi tidak memikirkan bentuk badan yang berkelebihan dimana-mana. Untuk menutupi kekagetan, '..wah baju baru ya mba, kembar lagi, belinya kapan...' sambil senyum-senyum malu'..ah ibu, ituloh waktu ke pasar minggu lalu, kalo gak sekarang pakenya kapan lagi..di rumah gak boleh bu bisa dimarahin sama ibu..' walah, jadi itu toh alasannya hehehehe.... Sah-sah saja kok untuk berbusana celana pendek apalagi untuk acara jalan-jalan atau sekedar belanja di supermarket besar. Hanya saja yang menjadi pemikiran, di daerahnya atau desa kelahirannya si mba-mba ini tidak pernah sama sekali terlihat menggunakan busana itu di depan umum ya karena faktor keluarga dan mungkin juga lingkungan yang tidak mendukung tetapi di sini di kota besar mereka berani berbusana begitu di depan umum dan tentu saja tanpa sepengetahuan orangtua atau pacar mereka di kampung. Dua minggu setelah acara belanja dan jalan-jalan itu secara ada ibu mertua yang mengajak kita semua bepergian, spontan kuingatkan si mba-mba untuk memakai baju yang lebih pantas dan dijawab dengan anggukan sambil tersenyum malu-malu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI