Saya pribadi jika merasa benar maka akan dengan lantang menjawab "tidak pernah" jika dituduh berbuat salah. Makanya saya sedikit heran saat pihak operator dan konten provider justru malah menjawab secara retoris (muter-muter) ketika dituduh melakukan pencurian pulsa.
Ketika Panitia Kerja (Panja) Pencurian Pulsa yang diwakili politisi Partai Demokrat meminta paracontent provideritu berkata jujur, apakah mereka sadar telah merugikan masyarakat; para perwakilancontent provider malah menggambarkan situasinya sebagai berikut:
"Memang ada keluhan dari layanan SMS berhadiah yang ditawarkan olehcontent provider-nya. Kami sering mencantumkan kata-kata ‘hadiah’. Misalnya mendapatkan diary artis idola. Itu praktik yang sering dilakukan.“Masalahnya, ketika mereka melakukan registrasitapi tak menang, lalu mereka tak menang dan bilang ini sebagai penipuan. Padahal, ini sama saja dengan hadiah yang diberikan oleh sejumlah bank.Yang kami jual adalah informasi.”
Sama seperti pendapat Max Sopacua, saya juga merasa kalau pernyataan tersebut seolah menyalahkan masyarakat. Seakan-akan karena masyarakat bodoh-lah maka mereka menjadi rugi. Padahal kita semua tahu: yang paling banyak dikeluhkan dari layanan konten premium tersebut adalah minimnya informasi untuk berhenti berlangganan.
Iklan memang mencantumkan cara UNREG, tapi dengan tulisan kecil dan tidak menarik.
Kalau memang merasa bertanggungjawab, pihak operator seharusnya mendata lengkap seluruh konten premium yang mereka sediakan dan menyimpan di database yang bisa diakses dari kantor mereka di manapun. Sehingga ketika seseorang ingin berhenti berlangganan, tinggal menelpon hotlline operatornya dan customer service yang bertugas bisa membantu prosesnya dengan mudah.
Selesai. Mudah kan? Oh tidak juga sih.
Sering juga kok sudah UNREG sesuai petunjuk ternyata prosesnya gagal. Padahal biaya SMS untuk UNREG juga termasuk premium. Belum lagi kalau metodenya seperti Telkomsel: dari awal langsung didaftarkan ke layanan premium lewat aplikasi semacam POPscreen.
Benar-benar lingkaran setan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H