Film ini diakhiri dengan setting acara natal dimana Biru kembali menari disaksikan banyak orang, lalu Bruno mendekatinya dan mengatakan bahwa Biru berbeda, tampak lembut dan cantik. Perasaan suka yang diungkapkan melalui pujian tersebut menggambarkan bahwa Bruno yang tadinya seorang pembully juga memiliki perasaan melankolis terhadap lawan jenisnya. Teman-temannya pun lalu memberikan cuitan kepada mereka.
***
Film ini sangat recomended untuk ditonton pada liburan natal, disamping sebagai hiburan saat libur, juga mengajak kita untuk belajar memahami remaja. Seorang remaja melakukan kenakalan tentulah ada sebabnya. Dan semoga waktulah yang akan mengobati, membantu mereka menjadi pribadi yang dewasa dengan meninggalkan kenakalannya saat remaja.Â
Sebagaimana dikisahkan oleh seorang guru, dimana siswanya saat SMP adalah anak yang paling nakal di kelasnya. Siswa tersebut tidak mau mengerjakan tugas dari gurunya dan tidak mematuhi nasehat gurunya. Namun ketika sudah dewasa, siswa tersebut bekerja di SPBU, ketika mengetahui yang mengisi bensin adalah gurunya, maka siswa tersebut langsung mengucapkan salam dan mencium tangan gurunya. Waktu yang telah membuktikan bahwa setiap anak yang diklaim nakal, mampu untuk berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H