Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mari Wujudkan Rumah Sakit yang Ideal

15 Desember 2019   21:08 Diperbarui: 15 Desember 2019   21:17 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman saya selama berkunjung ke rumah sakit pernah saya ceritakan dengan judul Petugas Rumah Sakit Seharusnya Lebih Berjiwa Besar. Dari pengalaman-pengalaman saya selama berkunjung ke rumah sakit, saya perlu mengapresiasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kartasura unit 1, karena dari segi fasilitas dan pelayanan, menurut saya puskesmas tersebut lebih baik dibanding rumah sakit lainnya yang saya kunjungi.

Kerapkali terjadi pasien kurang puas dengan keadaan yang terjadi dan pelayanan yang didapatkan dari pihak rumah sakit. Dari antre yang panjang, dokter yang tak ramah, sesama pasien yang saling mencurigai penyakit satu dengan yang lainnya, pengunjung lain yang tidak peka, dan masih bermacam-macam ketidakpuasan lainnya. 

Dari beragam ketidakpuasan tersebut lalu muncul dibenak saya, bisakah rumah sakit di Indonesia mewujudkan rumah sakit yang ideal? Tentu bisa jika diusahakan. Maka berikut saya tuliskan kiat-kiat mewujudkan rumah sakit yang ideal dari hasil pengamatan saya selama berkunjung ke rumah sakit.

1) Ramah tamah pihak registrasi harus selalu dipupuk

Registrasi pasien/sumber: Resza Kristiana
Registrasi pasien/sumber: Resza Kristiana
Usahakan bagian registrasi tidak hanya membuka satu loket, tetapi lebih dari satu dan ada yang menjaga agar pasien tidak lama antre. Lebih bagus jika loket disesuaikan dengan jumlah poli.

Selnjutnya, pihak rumah sakit harus selalu bersikap ramah. Pertama, dia harus tersenyum terlebih dahulu dan memastikan nomor antrian pasien. Kedua menanyakan sakit yang dihadapi pasien. Ketiga menjawab hal-hal yang ditanyakan pasien sejelas mungkin. Jika pasien mengeluh tentang sakitnya, maka jawab sebijak mungkin. 

Keramahtamahan petugas registrasi pernah saya dapatkan ketika saya melakukan registrasi di Puskesmas Kartasura. Ketika itu saya bertanya kepada pihak registrasi, "apakah BPJS saya bisa digunakan di Puskesmas Pabelan?" pihak registrasi tersebut mengatakan "bisa." Lalu ia bertanya, "mau pindah kesana?" 

entah hanya sekedar kepo atau memang benar-benar ingin tahu, tapi saya rasa itu bentuk keramahan karena pihak registrasi tersebut mengajak ngobrol saya lebih lanjut, tidak hanya sekedar menjawab bisa lalu diam. 

Lalu jawaban saya, "dulu sebelum punya BPJS saya ke Puskesmas Pabelan karena lebih dekat dari tempat saya tinggal." Petugas registrasi pun mengatakan, "oh, bisa saja, silahkan. Malah lebih dekat daripada kesini."

Petugas registrasi harus selalu bersikap ramah pada pengunjung untuk menunjukkan bahwa ia siap sedia membantu pengunjung yang datang, menjadikan pengunjung tidak sungkan untuk bertanya apabila ada kendala, dan menjawab pertanyaannya dengan jelas. 

Sehingga pengunjung pun bahagia jika mendapat respon yang baik dari petugas registrasi. Tentu saja selanjutnya, tidak lupa mengarahkan pasien ke tahap selanjutnya setelah registrasi.

2) Usahakan dokter yang bertugas tidak hanya satu orang

Memeriksa pasien sakit gigi/sumber:instagram.com/lupi_demast/
Memeriksa pasien sakit gigi/sumber:instagram.com/lupi_demast/
Untuk menghindari antrian yang banyak maka sebaiknya dokter yang ada di ruang periksa lebih dari satu. Ketika saya periksa ke puskesmas, dokter yang ada di ruangan tersebut terdiri dari dua orang, ditambah dua asistennya, sehingga empat orang. 

Ketika dokter tersebut ingin memastikan sesuatu ia pun tidak sungkan bertanya kepada dokter lain atau asistennya untuk juga memeriksa. Ini pernah terjadi pada saya ketika dokter yang memeriksa saya mengatakan bahwa hasil operasi saya ada peradangan, untuk memastikannya ia meminta tolong dokter lain dan dua asisten tersebut untuk memastikan, dan mereka pun kompak mengatakan bahwa benar gusi saya mengalami peradangan.

Dengan adanya dokter yang lebih dari satu ini tentu bahagia sekali jika pelayanan lebih cepat selesai, karena kenyataannya jika ke rumah sakit yang bikin lama itu bukan diperiksa dokternya tetapi lama antre diperiksa.

3) Ada senam peregangan setiap hari

senam peregangan/sumber: http://dinkes.surabaya.go.id/
senam peregangan/sumber: http://dinkes.surabaya.go.id/

Awalnya saya terkesima karena ada bel panjang ketika saya nunggu antrean di Puskesmas Kartasura. Ternyata itu bel tanda istirahat. Sekitar pukul 10.00, salah satu petugas puskesmas mengajak petugas yang lain untuk keluar ruangan dan mengajak para pengunjung untuk melakukan senam peregangan sekitar kurang lebih lima belas menit. 

Kejadian tersebut tidak hanya 1 minggu sekali, tapi ternyata setiap hari. Karena nyatanya setiap saya ke puskesmas tersebut dengan jadwal yang tidak pasti, setiap pukul 10.00 kami melakukan senam peregangan dulu.

Petugas puskesmas itu mengatakan tujuan senam peregangan adalah agar kita lebih rileks dan tidak mudah terkena stroke. Tentu saja saya sangat senang sekali dengan adanya kebiasaan yang semacam ini, ini merupakan edukasi dalam rangka menyehatkan pasien. 

Pasien yang tadinya bosan menunggu antrean, setelah melakukan senam peregangan pun tampak bersemangat kembali. 

Hal ini tercermin dari wajah pengunjung yang mengikuti senam peregangan, dan setelah selesai senam, petugas bertanya, "bagaimana bapak-bapak ibu-ibu, semangat kembalikan?" pengunjung kompak menjawab, "semangaaat." 

Petugas puskesmas pun tidak lupa memberi saran untuk melakukan senam peregangan ini setiap hari di rumah masing-masing.

4) Menyediakan tempat bermain untuk anak

tempat bermain anak di Puskesmas Kartasura/sumber: Davit Dwi
tempat bermain anak di Puskesmas Kartasura/sumber: Davit Dwi
Kerap kali anak rewel ketika ikut ke rumah sakit mengantarkan orang tuanya periksa. Rewel disebabkan anak sakit merupakan hal yang wajar, tetapi jika rewel karena bosan mengantre maka perlu ada solusi untuk mengatasinya. 

Maka, dengan adanya fasilitas tempat bermain, anak tidak akan bosan ikut menunggu antrian. Karena mereka tidak menyadari bahwa sedang mengantre, mereka hanya akan bermain hingga orang tua selesai berobat. Selain itu, anak juga akan mendapatkan teman baru sesama anak pengunjung rumah sakit.

5) Pengunjung tidak boleh mengambil gambar foto/video/audio di area pelayanan rumah sakit

rskasihibu.com
rskasihibu.com
Sekarang ini semua orang bisa mengambil foto, video, dan audio secara mudah dimanapun berada, termasuk di rumah sakit. Oleh sebab itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersebarnya foto yang dianggap privasi maka pihak rumah sakit pun memberi peraturan untuk tidak mengambil foto, video, audio tanpa seizin pihak rumah sakit. 

Jika melanggar maka akan terkena sanksi pelanggaran undang-undang praktik kedokteran No. 29/2004 pasal 48 dan 51, serta undang-undang telekomunikasi no. 36/1999 pasal 40. 

Demi menjaga kenyamanan bersama maka sebaiknya pihak rumah sakit memberitahukan hal ini kepada pengunjung melalui brosur yang ditempel di berbagai tempat. Dan bagi yang mengetahui pelanggaran ini sebaiknya diberi peringatan.

6) Pihak rumah sakit mengingatkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien, menjaga ketenangan, dan mengunjungi pasien pada waktu yang telah ditetapkan

rsusmc.com
rsusmc.com

Pihak rumah sakit sebaiknya memberi edukasi kepada pengunjung dengan menggunakan brosur yang ditempel di berbagai ruangan seperti gambar di atas. Edukasi selain tentang larangan pengambilan foto, video, dan audio juga perintah untuk mencuci tangan, menjaga ketenangan, dan pemberitahuan jam besuk.

Banyak pengunjung yang tidak tahu bahwa di setiap ruangan ada kuman. Maka perlu adanya edukasi kepada pengunjung untuk mencuci tangan baik sebelum masuk ruangan maupun sesudah masuk ruangan. Tentu saja agar kuman yang menempel pada tangan tidak menimbulkan penyakit, dan menular pada orang lain.

Kemudian, pengunjung juga diberi edukasi untuk tenang saat berada di rumah sakit. Ketenangan ini demi menjaga ketenangan orang lain yang sakit. Karena orang sakit tentu saja tidak mau diganggu. 

Ketika ibu saya  rawat inap di RS Mulia Hati, pasien yang satu kamar dengan ibu saya dijenguk oleh tetangganya tiga RT. Tentu saja menjadi ramai sekali. Ibu saya pun terbangun dari tidurnya. Beruntungnya ibu saya tidak sakit gigi, karena orang yang sakit gigi biasanya akan marah-marah jika dengar keributan. 

Rombongan itu berisik sekali dan memenuhi tempat. Dari teras depan, dalam kamar, hingga teras belakang. RS Mulia Hati memang sangat terbuka, berbeda dengan RS Kasih Ibu yang mana saya pernah rawat inap disana. Jika di Kasih Ibu ada jam besuknya, dan bagi yang menunggu, diberi dua kartu penunggu. 

Tentu saja itu berarti yang menunggu hanya boleh dua orang, sedangkan di RS Mulia Hati tidak ada kartu penunggu, sehingga berapapun yang menunggu, terserah. 

Pasien sebelah ibu saya ditunggu oleh lima orang, anak-anak dan menantu-menantunya. Berbeda lagi dengan di RS Umum Daerah (RSUD), biasanya ada jam besuknya dan hanya boleh dua orang yang masuk ke ruangan untuk membesuk.

Mengunjungi pasien pun juga harus sesuai dengan jadwal yang ditetapkan rumah sakit. Biasanya pengunjung boleh menjenguk pukul 10.00-13.00. dan 17.00-20.00. 

Masih kelanjutan rombongan penjenguk pasien sebelah ibu saya, kata mereka, ketika akan naik tangga menuju kamar pasien, mereka hanya diplototin satpam karena tidak membesuk sesuai jam yang telah ditentukan (saat itu jam 14.00), rombongan banyak orang lagi, mereka mentertawakan satpam itu dan mengatakan mungkin satpamnya takut karena mereka rombongan. 

Haha, satpam saja tidak tegas. Seharusnya pihak rumah sakit dan pengunjung bisa sama-sama mematuhi tata tertib yang telah dibuat. Demi kenyamanan bersama.

7) Dilarang merokok

Tampungbolong-WordPress.com
Tampungbolong-WordPress.com
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, hal yang harus diperhatikan lagi yaitu tidak merokok di area rumah sakit. Tentu saja ini demi kenyamanan pasien, pihak rumah sakit, dan pengunjung yang lain. 

Karena di rumah sakit sudah ada bermacam-macam jenis penyakit yang diderita pasien, jika harus ditambah menghirup asap perokok tentu malah menambah sakit pasien, kondisi rumah sakit pun jadi tidak sehat. 

Keluar dari rumah sakit bukannya sehat malah tambah sakit. Maka, hormatilah pengunjung lain dan bersikap pekalah di rumah sakit, demi kenyamanan bersama.

8) Berikan tempat duduk pada yang sakit

https://i.ytimg.com/
https://i.ytimg.com/

Rumah sakit ramai bahkan ada pengunjung yang sampai berdiri karena tidak mendapat tempat duduk, merupakan hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah ketika yang duduk itu tidak sakit, sedang yang sakit malah berdiri. 

Ini pernah saya alami ketika saya mengantarkan budhe saya untuk kontrol karena telah menjalani operasi yang parah sekali. Kami pergi ke RSUD Moewardi, dimana-mana, dari bagian pendaftaran, tensi, tempat kontrol, tempat menunggu obat, semuanya ramai dan tidak ada tempat duduk. 

Saya pun lebih memilih duduk di lantai, dan sempat tidur satu jam lebih karena saking lelahnya menunggu. Budhe saya yang sakit pun rela berdiri karena tidak ada tempat duduk. 

Selidik demi selidik ternyata tempat duduk itu malah ditempati yang tidak sakit alias pengantar seperti saya. Seharusnya ada petugas rumah sakit yang mengatur tempat duduk ini sehingga tidak terjadi keadaan dimana yang sakit berdiri, yang mengantar malah duduk.

9) Apoteker memberi penjelasan yang jelas tentang obat

terasjabar.co
terasjabar.co

Biasanya apoteker hanya akan mengatakan bahwa obat di minum sebelum atau saat atau sesudah makan. Dua kali sehari atau tiga kali sehari. Tetapi ketika saya berobat ke Puskesmas Kartasura, apoteker tersebut menjelaskan dengan penjelasan yang berbeda dari apoteker-apoteker yang lain. Ia mengatakan bahwa obat harus saya minum 3 kali sehari setiap 8 jam, bukan pagi, siang, malam. 

Ia pun memberi contoh ketika saya meminum obat pukul 6.00 maka saya boleh meminumnya lagi pukul 14.00, lalu pukul 22.00. Tentu saja saya senang sekali karena apoteker itu memberi penjelasan yang berbeda dari apoteker-apoteker yang lain. 

Mungkin ini yang dinamakan minum obat tepat waktu, karena ketika apoteker hanya mengatakan minum obat pagi, siang, malam, saya pun tidak peduli jam berapa saya tadi minum, yang penting saya minum 3 kali sehari. Tentu itu berarti saya tidak tepat waktu karena tidak jelas waktunya.

10) Jangan lupa berikan kepuasan pengunjung

https://miro.medium.com/
https://miro.medium.com/

Kotak kepuasan pelanggan ini lagi-lagi saya ketahui dari Puskesmas Kartasura. Setelah saya mendapatkan obat dari bagian Farmasi, apoteker memberikan saya kertas kecil untuk dimasukkan ke dalam kotak sangat puas, puas, atau kurang puas. 

Dan jika ada kritik & saran mereka menyarankan agar menuliskannya di kertas dan memasukkannya ke dalam kotak kritik & saran. Tentu saja ini demi perbaikan puskesmas tersebut. Dan sebaiknya juga dilakukan oleh seluruh rumah sakit agar bisa memperbaiki pelayanan dan fasilitas untuk para pengunjung.

Demikian sepuluh poin yang dapat saya jabarkan demi perbaikan dan peningkatan pelayanan dan fasilitas rumah sakit di Indonesia. Mari kita sama-sama mewujudkan rumah sakit yang ideal. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun