Selamat hari guru, saya dedikasikan untuk guru-guruku dari taman kanak-kanak, hingga SMA, dan dosen-dosenku di perguruan tinggi, serta teman-temanku yang sekarang berprofesi menjadi guru, dan seluruh guru di dunia.
Terkhusus ucapan terimakasih kepada Bu Sugiyati, guru kelas 1 di SDN 3 Ngadirojo Lor yang telah mengajarkanku mengenal huruf, mengenal angka, membaca dan menulis.
Tanpamu apa jadinya aku. Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal. Guruku terima kasihku.
(Lirik lagu Guruku Tersayang, ciptaan Melly Goeslow)
***
Ketika kata guru itu disebut, maka yang menjadi bayangan dipikiranku adalah guru-guruku. Bu Yatini yang galak tapi begitu sederhana. Bu Yuli yang telah mengajarkan kami lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa hingga terpatri dibenakku guru adalah profesi paling mulia.
Bu Sri Marmiyati, Bu Giarni, Pak Tomo, dan Pak Sugeng yang telah memberi saya kesempatan untuk berkompetisi. Pak Diastono, kepala sekolahku di SMA yang selalu menasehati kami, jangan bosan jadi anak baik dan selalu ingat kita semua punya Allah, jadi jangan takut menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Dan untuk guru-guruku semua, yang tentu masih banyak cerita-cerita lain saat bersama mereka tapi tidak bisa aku ceritakan disini semuanya. Terimakasih telah menjadi bagian dalam pendidikanku.
***
Maka ketika berbicara tentang guru, ada wajah teman-temanku yang sekarang meniti karier menjadi guru. Kadang ada satu, dua, yang bercerita tentang kehidupan profesi mereka kepadaku.
Ada satu temanku yang pemalu, ia menjadi guru SD. Dia pernah curhat bahwa kadang minder sama guru-guru yang lain. Kadang ada yang mempermasalahkan dia karena kurang bisa tegas terhadap siswa. Ah, manusia memang pandai berkomentar.
Hai sahabatku yang sekarang sedang berbahagia karena hari ini adalah harimu, hari guru. Kau tidak perlu terlalu sempurna untuk menjadi guru. Lakukanlah dengan ikhlas, penuh syukur, dan bahagia setiap harinya. Butiran-butiran kata yang kau ucapkan, setiap harinya menjadi butiran kata yang selalu dikenang oleh siswa-siswamu. Jika siswamu ada yang berulah tidak baik, nasehatilah. Kau tentu punya cara sendiri untuk membuatnya menjadi lebih baik. Maka yang perlu kau lakukan hanyalah membuat dia sadar bahwa yang dia lakukan tidak baik. Bukan memarahinya. Itu saja. Tetaplah jadi dirimu sendiri, jangan memaksakan diri untuk menjadi seperti orang lain, karena setiap guru tentu memiliki cara sendiri-sendiri untuk mendidik siswanya.