Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan

4 November 2019   14:37 Diperbarui: 4 November 2019   15:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pernah menatap pemandangan yang sama. Tertawa bersama. Tersenyum bersama. Saling membalas ucap kata. Kau diam-diam melirik ke arah kaca spion. Dan aku pura-pura tidak tahu, dan tersenyum menatap langit.

Itu kisah kita tiga tahun silam. Saat aku belum percaya janji masa depan. Saat aku masih mempercayai kamulah satu-satunya yang terbaik di muka bumi ini. Saat aku masih mempercayai bahwa kita harus saling menjaga.

Sekarang, aku berada di tempat yang sama. Menunggu lampu merah yang sama. Sendiri. Tanpamu.

Perpisahan waktu itu mungkin menyakitkanmu. Untuk terakhir kalinya pilihan kita berbeda. Aku ingin lepas darimu. Dan kau mengabulkan permintaanku dengan cara memblokir kontakku.

Saat itu mungkin kamu menganggap aku adalah kesalahan untukmu. Tapi saat ini, aku ingin menegaskan padamu, kamu bukan kesalahan untukku. Seperti Habibie yang melepaskan Ilona dan menemukan cinta sejatinya, Ainun. Ilona bukan kesalahan bagi Habibie.

Melaluimu, aku belajar untuk mengikuti suara hatiku dan mencari cinta sejati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun