Aku yang tertolak. Tertolak dari profesi kehidupan. Tertolak dari komunitas sosial. Tertolak dari perjuangan impian. Tertolak di kota orang. Tertolak di tanah sendiri. Dan yang paling perih adalah. Tertolak darimu.
Kamu yang tidak pernah kuperjuangkan. Kamu yang datang tanpa kuimpikan. Kamu yang tak ingin kukenal. Tapi kamu menolakku.
Saat aku benar-benar buntu, aku masih mampu membangun cita-cita masa depan. Tapi aku tak sanggup membangun anganku bersamamu.
Aku berusaha mengakhiri penolakan kehidupan terhadapku. Tapi lagi-lagi aku mendapatkan penolakan itu.
Aku, malang melintang mencari arah. Mencari kehidupan terbaik. Mencari seseorang.
Luka dan tangis kini hanya lamunan sementara. Lalu hilang, dan kembali mengejar. Aku telah kebal.