Kemarin siang, suasana Monumen Pers ( baca juga https://www.kompasiana.com/sarie/552a208d6ea834040e552d15/monumen-pers-nasional-riwayatmu-kini ) yang sehari-hari lengang tampak ramai oleh ABG berseragam putih abu, banyak sepeda motor yang diparkir di depannya dan ada band. Selain itu juga ada beberapa stand UMKM yang terdiri minuman dan makanan ringan. Ternyata Monumen Pers Nasional yang beralamatkan Jl. Gajah Mada No. 59 Surakarta dan berada di dibawah KOMINFO (Kementerian Komunikasi dan Informasi) sedang punya gawe. Kegiatan yang bertajuk "Keberagaman Koleksi Museum Nusantara" diselenggarakan  tgl. 22- 26 Juli 2024 dari pukul 08.00 - 16.00 wib mampu menjadi magnet bagi masyarakat, khususnya pelajar. Ketika kita kesana kita bisa menyaksikan pameran bersama museum, panggung ekspresi, expo UMKM dan quiz museum. Apakah ada HTM ? Tidak. Untuk masuk ke gedung Monumen Pers gratis.
Untuk kegiatan yang pertama kali dilakukan ini, tidak tanggung-tanggung. Monumen Pers Nasional sebagai tuan rumah dan penyelenggara mampu menggandeng 16 museum yang ada di Indonesia, diantaranya : Museum BPK RI, Museum Biologi UGM, Museum Bank Mandiri, Museum Deli Serdang, Museum Neka Art Bali, Museum Penerangan, Museum Radya Pustaka, Museum Rumah Budaya Kratonan, Museum Kretek Kudus, Museum Sangiran, Museum Ranggawarsito, Museum Sandi, Museum Akpol, Museum Geologi, Museum Bank Indonesia dan Museum Pers Nasional.
Acara Mata Najwa On Stage "Panggung Warisan Budaya" hadir di pendopo Ageng GPH Joyokusumo ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta pada tanggal 10 Juli 2024 dengan salah satu nara sumbernya adalah Bp. Hilmar Farid, B.A.,M.A., Ph.D selaku Dirjen Kebudayaan Kemenristekdikti. Dalam obrolannya dengan Mbak Nana, beliau mengatakan bahwa saatnya museum unjuk gigi. Bekerjasama melakukan edukasi bagi masyarakat salah satu caranya dengan pameran. Hal itu menjadi gayung bersambut dengan Kominfo. Dan ini adalah hal yang positif dan sebaiknya harus terus dilakukan di tempat-tempat lain.
Ketika kita memasuki ruang pamer gedung Monumen Pers Nasional, kita akan disambut stand dari Museum BPK RI. Untuk menarik perhatian masyarakat dan mengedukasi anak-anak, mereka menyediakan souvenir yang lucu dan games. Dari buku panduan museum BKP RI yang disediakan, kita bisa mengetahui bahwa Museum BPK RI yang berlokasi di Magelang tersebut mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari :
- Lobi.
Ruang ini merupakan ruang pertama yang dijumpai ketika memasuki museum. Di ruangan ini pula disamping memperkenalkan BPK secara umum juga menginformasikan tagline museum " BPK Menjaga Harta Negara". Selain itu, di lobi ini juga dua tokoh yang mempunyai penting dalam pendirian BPK RI yang terkenal dengan dwi tunggal, yaitu Soekarno - Hatta.
- Ruang Audio Visual.
Ruang ini menampilkan beberapa film pendek yang terinspirasi dari hasil pemeriksaan BPK RI dan pemenang dalam pelaksanaan Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) yang diselenggarakan oleh BPK RI. Film tersebut berjudul " Cerita Kami", "Kertas Si Omas", "Uang Rujak Emak".
- Ruang Wajah BPK.
Ruang ini mendeskripsikan profil BPK RI secara umum dengan visualisasi desain panel yang interaktif, mudah dimengerti dan partisipatif.
- Ruang Titik Nol.
Setiap lembaga memiliki perjalanan sejarah yang panjang sejak berdirinya. Begitu juga dengan BPK RI. Lembaga ini awal mula berdiri di Magelang pada thn. 1947 bereksistensi hingga saat ini di Jakarta.
- Ruang BPK
Ruang ini berisi profil badan, berdasar periodisasi, dimulai masa awal kemerdekaan hingga pasca reformasi. Namun tetap menampikan sisi humanis dan memorabilia para ketua BKP RI dari masa ke masa.
- Ruang Rekam Jejak