Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lari, Happy, Reuni

5 Maret 2024   14:53 Diperbarui: 6 Maret 2024   07:32 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta Fortuna Fun Run 5 K (ft. pribadi)

Hari itu, Sabtu 2 Maret 2024. Sekitar jam 11.00 wib saya dan suami bertolak menuju Yogyakarta. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari kota Solo. Di tengah perjalanan kami mampir makan dulu. Rumah makan Pokwe (njupuk dewe alias ambil sendiri) dengan menu makanan rumahan dengan banyak pilihan yang pas di lidah kami. Tujuan kita selajutnya adalah ke Hotel Batik Malioboro. Mengapa memilih hotel itu ? Bukankah di Yogya bertebaran hotel dengan variasi harga dan keistimewaannya masing-masing ? Jawabannya simple saja, karena teman sekolah semasa SMP dan SMA bekerja disana. Dua minggu sebelumnya saya sudah kontak dia untuk booking kamar. Khawatirnya kalau semisal bookingnya mendadak sudah tidak dapat kamar, karena rencana menginap weekend, bukan weekday. Selain itu, bisa ketemu alias reuni dengan teman sekolah yang 30 tahun tidak bertemu secara langsung. Karena tempat tinggal yang berjauhan dan aktivitas pekerjaan membuat kami belum pernah bertemu lagi setelah lulus SMA tahun 1994.

Begitu memasuki kota Yogya, atmofsir yang berbeda sudah langsung terasa. Jadi teringat peristiwa 269 tahun lalu. Tepatnya 15 Pebruari 1755 ( dua hari setelah perjanjian Giyanti) Sultan Hamengkubuwono I (HB I) dan Sri Susuhunan Paku Buwono III (PB III) membagi budaya walaupun sudah berpisah tetapi tetap satu trah, Mataram. HB I lebih memilih mempertahankan budaya lama, yaitu budaya Mataram, sedangkan PB III memilih mengembangkan budaya menjadi budaya Jawa baru. Hal tersebut antara lain meliputi bahasa, tari, corak batik, tata cara adat panggih temanten, rias busana pengantin, bahkan sampai rasa menu makanan atau minuman tradisionalnya. Peristiwa tersebut terjadi di desa Jatisari, Sapen, Mojolaban, Sukoharjo. Sejak saat itu sampai sekarang kita jumpai hal- hal tersebut masing-masing mempunyai ciri khas Yogya dan Solo. Bahkan...beberapa bangunan sekolahpun masih tetap dipertahankan " oldnya" misalnya seperti SMPN 5, SMAN 3, SMA BOPKRI I.

Rute dan medali Fortuna Fun Run 5 K (ft. pribadi)
Rute dan medali Fortuna Fun Run 5 K (ft. pribadi)

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 wib. Untuk memudahkan pencarian lokasi hotel, kami menggunakan google map. Maksud hati supaya lebih cepat sampai lokasi, akan tetapi apa yang terjadi ...? Kami harus berputar mengelilingi stadion Kridosono sebelum sampai hotel. Hadew...google map...google map. Hasil dari panduan google map tersebut, menjadikan kami sampai di hotel Batik kurang lebih pukul 13.00 wib. Tidak begitu lama, gerobak kita parkirkan, sang teman lama segera menghampiri sambil membawakan kunci kamar. Kami mendapat cottage yang terletak di sisi barat laut kolam renang. Senang rasanya bertemu kembali setelah sekian lama. Kami bercerita tentang aktivitas pekerjaan, tentang anak-anak dan tentang hotel Batik tentunya. Meski kami bertemu hanya sebentar tapi sudah cukup bisa mengobati kangen.

Antara hotel Batik, saya dan teman lama (ft. pribadi)
Antara hotel Batik, saya dan teman lama (ft. pribadi)

Menurut saya, hotel ini termasuk unik dan berani menurut saya. Karena sejak berdiri tahun 1991 sampai sekarang tetap mempertahankan bangunan lama termasuk interior dan meja kursinya di antara hotel-hotel Yogya yang kekinian. Ada beberapa pohon yang sudah termasuk tua juga masih berdiri kokoh di depan kamar tempat kita menginap. Hotel ini menerapkan konsep cottage dengan kolam renang di tengahnya, untuk anak dan dewasa. Jika teman-teman Kompasianers menyukai model cottage ketika bepergian dan menginap, saya kira Hotel ini merupakan pilihan yang tepat. Suasana di hotel ini asri dengan pepohonan dan tanaman- tanaman yang ada, tidak bising dan homey. Sedari saya datang, sudah mendengar tamu lain saling berbincang di teras depan kamar masing-masing, sehingga tidak merasa "asing" meskipun antar para tamu tidak saling mengenal. Untuk harga juga standard, tidak terlalu mahal atau murah. Tapi tanpa breakfast ya...Ada satu hal yang menarik lagi dari hotel Batik ini. Yaitu ada pintu kecil yang tembus ke Malioboro. Jadi, kalau ingin jalan-jalan ke sana tidak perlu lewat resepsionis. Pintu itu dibuka dari jam 05.00 - 23.00 wib.  

Kompasianers, sebenarnya tujuan saya menginap di Yogya ini bukan sekedar acara keluarga melainkan untuk acara Fortuna Fun Run 5 K yang diadakan oleh Hotel Fortuna Grande yang lokasinya sama -- sama di Jl. Dagen. Jadi...jika jalan kaki dari Hotel Batik sampai lokasi event kira-kira 5 menit. Cukup dekat bukan ???

Sore itu Yogya diguyur hujan yang cukup deras. Sedangkan jadwal pengambilan race pack collection hari Sabtu dari jam 09.00 -- 20.00 wib. Awalnya mau menunggu hujan reda, tapi akhirnya rencana itu diurungkan, mengingat tempat pengambilan race pack bukan di Hotel Fortuna Grande yang di Jl. Dagen, melainkan yang di Jl. Seturan, Catur Tunggal. Dengan menggunakan google map lagi kami menuju ke sana. Karena ada acara salah masuk gang, jadi muter-muter lagi. Walaupun akhirnya ketemu lokasi hotelnya. Sesampai disana, saya segera masuk dan menanyakan tempat pengambilan race pack di resepsionis. Saya menuju tempat yang ditunjukkan oleh resepsionis. Disana sudah ada beberapa panitia yang menyambut dengan ramah. Pengambilan race pack berjalan lancar dan kamipun kembali ke Hotel Batik.

Penampilan baru sudut Malioboro (ft.pribadi)
Penampilan baru sudut Malioboro (ft.pribadi)

Malam pun tiba dan hujan juga sudah reda. Setelah teman suami yang orang Yogya pamit dari menemui kami, rencana jalan-jalanpun direalisasikan. Sayang kan...sudah sampai Yogya kalau tidak jalan-jalan di Malioboro, tempat yang legend. Kamipun melewati pintu lawas yang terbuat dari kayu berwarna hijau tua di hotel tempat kami menginap untuk menuju Malioboro. Dan benar saja, baru beberapa langkah, kamipun sudah sampai di Malioboro. Ternyata...Malioboro sudah banyak berubah. Tempat kuliner, jualan pernak-pernik maupun pakaian dijadikan satu lokasi. Dalam hati saya berkata, ternyata sudah lama saya tidak main ke Yogya. Bahkan sekarang di sepanjang trotoar Malioboro yang penjual jasa pijat. Setelah menemukan tempat untuk makan malam di salah satu watung di Teras Malioboro, kami kembali ke Hotel. Persiapan untuk run besok pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun