[caption id="attachment_255618" align="aligncenter" width="483" caption="Tari Watang dalam salah satu adegan pentas kolosal Matah Ati (ft by Pradya Pramita)"][/caption] [caption id="attachment_255620" align="aligncenter" width="360" caption="Tari Watang dalam bentuk tarian tunggal (ft by Levy)"]
[/caption]
Prawiro Watang adalah salah satu tarian Jawa gaya Surakarta yang ditarikan oleh laki-laki. Bisa secara kelompok atau tarian tunggal.
Prawiro artinya perwira (prajurit), dan
watang adalah semacam galah yang terbuat dari kayu ringan sepanjang kira-kira 2 m yang ujungnya diberi
gombyok warna merah putih. Menggambarkan bendera bangsa Indonesia. Adapun
gombyok tersebut terbuat dari benang wol yang digunting kira-kira 50 cm. Kemudian diikat di ujung watang. Tarian ini menceritakan kegagahan prajurit - prajurit negeri ini kala itu yang sangat mahir menggunakan senjata dalam hal ini
watang. Sehingga untuk mencerminkan semangat dan kegagahannya dan ke-Indonesiannya, kostum tarian ini didominasi dengan warna merah putih. Selain itu gerakan - gerakannya tegas dengan volume yang besar. Busana tarian ini dari atas ke bawah sebagai berikut : 1.
Iket warna merah putih. 2.
Sumping yang dipakai di telingga. Bisa warna merah putih yang terbuat dari benang wol atau terbuat dari mote. 3.
Kalung kace yang dipakai di leher. 4.
Klat bahu yang dipakai di lengan. 5. Gelang tangan. 6.
Jarik, bisa berwarna merah putih, merah saja atau lereng. 7.
Sampur yang memakiannya diikatkan di pinggang. Untuk tari ini sampur dikaitkan pada keris sedemikian rupa supaya tidak mengganggu gerak. 8.
Epek timang, kegunaannya seperti ikat pinggang. Biasa terbuat dari beludru. 9.
Boro samir terletak pada paha kanan kiri. 12.
Uncal, gunanya untuk tameng atau perisai (maaf kemaluan). 13.
Sabuk yang dipakai di pinggang. Bisa motif
cinde atau warna merah. Gunanya untuk mengikat
sampur dan
jarik. 14.Celana selutut. Bisa bermotif
cinde atau berludru warna merah
15. Keris. Pada tarian ini keris hanya sebagai asesoris dan terakhir 16.
Binggel atau gelang kaki. Tarian ini jarang bahkan hampir tidak pernah ditampilkan pada acara orang punya kerja. Karena panjangnya watang dan ruangan yang tidak pas. Tetapi tari ini pernah dipakai lomba PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni ) siswa tingkat SD dalam bentuk tari tunggal putra. Untuk melihatnya, anda bisa membuka Youtube. Salam budaya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya