Menikah bukan hanya peristiwa bahagia dalam perjalanan hidup anak manusia. Tapi merupakan peristiwa sakral, hanya sekali seumur hidup dan hanya maut yang dapat memisahkan. Insya Allah...Begitu sucinya saat peristiwa akad dan nikah, sampai-sampai pintu langit terbuka dan malaikat turun untuk ikut menyaksikannya. Akad bukan sekedar ceremony, tapi merupakan ikatan esensial antara seorang laki-laki dan perempuan yang seolah-olah dibawah tatapan langsung Sang Khalik. [caption id="attachment_262159" align="aligncenter" width="518" caption="Berjanji untuk saling mencintai dan menghargai (ft by Putri)"][/caption] Karena hal tersebut, maka sebelum pernikahan ada hal-hal yang harus dipersiapkan. Antara lain : ## Kira-kira H - 3 bulan sudah mulai menyiapkan dari tanggal, tempat ijab/resepsi, pakaian yang dikenakan, konsep yang dipakai, souvenir, menu makanan, dekorasi pelaminan, dokumentasi, jenis undangan, tamu yang akan diundang sampai hiburannya. Semua itu tidak lepas dari bugdet. Sehingga, bagi yang berkantong tebal banyak yang merayakan pernikahan secara mewah. Tapi yang budgetnya sedang /pas-pasan merayakannnya secara sederhana. Semua sah-sah saja. Sesuai kondisi masing-masing. Yang penting ora gegedhen empyak kurang cagak (tidak besar pasak daripada tiang). ## Persiapan batiniah. Ada baiknya sebelum ijab atau resepsi menjalani puasa dahulu. Selain untuk mengontrol emosi, dengan puasa akan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan menjauhkan dari hal-hal yang dilarang. Karena biasanya semakin mendekati hari H, semakin emosional. Kalau dari segi fisik, dengan puasa bisa mengurangi berat badan. Sehingga ketika hari H bisa tampil lebih percaya diri. ## Olahraga. Sebaiknya disesuaikan dengan kondisi fisik. Supaya pada saat hari H selain sehat tubuh juga bugar. ##Keuangan. Bukan masalah materialistis atau tidak, tapi realitanya ketika berumah tangga tidak bisa dilepaskan dari sisi keuangan. Untuk itu, sebelum menikah minimal calon mempelai pria sudah bekerja. Karena ini berhubungan dengan tanggung jawab. Syukur-syukur kalau calon mempelai putrinya juga bekerja. Sehingga keuangan rumah tangga bisa disupport bersama. ## Kesiapan mental. Adanya kesadaran dari kedua belah pihak untuk mau saling berbagi, menghormati dan menyadari bahwa pernikahan bukan hanya pesta sesaat mupun seperti sebuah baju. Jika sudah usang bisa diganti dengan yang baru. Pernikahan adalah akhir masa lajang dua anak manusia untuk menuju babak kehidupan baru yang akan senantiasa disuguhi dengan berbagai peristiwa sebagai guru dalam tiap fase kehidupan.
Dadi manten kuwi seneng, ning ojo seneng dadi manten...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H