Mohon tunggu...
Sari Dewi Astuti
Sari Dewi Astuti Mohon Tunggu... Guru - Belajar sepanjang hayat

Meraih Bintang Tinggi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Nelangsa

21 Maret 2020   10:26 Diperbarui: 21 Maret 2020   22:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi : Nelangsa

Entah apa yang terjadi,
melihat dunia menangis,
kalbu seakan mati,
berteriak histeris,
tapi bibir kelu,
seakan beban menimpa,
sesak seakan kena sembilu.

Hampa ...
Apa karena ada ketakutan?
Akh ... tak tahu juga.

Di mana-mana mendengar kematian,
yang menggetarkan jiwa,
covid-19.

Nama itu ...
kami memelas,
dan berharap cepatlah berlalu .

Satu saja yang dapat kami lakukan,
berdoa pada Yang Kuasa.
Satukan hati dan pandangan,
bertekuk lutut dan berdoa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun