Pilihan menjadi ibu rumah tangga secara penuh adalah kesia-siaan bagi pendidikan yang dia sandang.Â
Tidak bisa dipungkiri juga, keadaan Indonesia yang kurang lebih dijajah selama 360 tahun lamanya masih menyisakan paham feodalisme yang kental.Â
Pilihan wanita harus bisa mengurus rumah tangga dan anak, melayani suami seutuhnya, dan berbakti pada keluarga adalah dianggap paling ideal bagi seorang perempuan.Â
Kemampuan berpikir yang makin maju dengan stigma kelewat lawas yang kemudian melahirkan paham kontranya, feminisme salah satunya.
Berada di rumah dengan aktivitas yang cenderung monoton bisa membuat bosan. Berjibaku dengan urusan domestik, anak-anak aktif, mood swing suami yang pulang kerja, iuran lingkungan yang makin mahal, serta sederet kericuhan harian tak diduga sebenarnya perlu ketahanan mental yang luar biasa.Â
Coba saja jika suami mau coba gantikan posisi para IRT ini, saya rasa tak banyak yang akan sanggup dalam jangka panjang.Â
Untuk hal ini, secara kodratnya memang perempuan bisa lakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Untuk kemampuan itulah saya selalunya bersyukur menjadi perempuan. Pencapaian saya diukur dari sebagaimana rencana saya pada hari itu terlaksana dengan baik.Â
Output saya bisa berupa banyak hal, mulai dari makanan terhidang di meja, peer anak selesai, anak les tepat waktu, iuran erte lunas pada waktunya, punya waktu nonton serial kesayangan, tuntas belanja bulanan, dan sebagainya.
Namun, ada masa di mana rencananya harian saya juga bisa juga kacau. Apa saja penyebab dan bagaimana menangganinya?
Sakit
Bagaimana pun kalau badan kurang kurang prima akan berimbas pada produktivitas. Tubuh akan meminta istirahat lebih banyak. Oleh karena itu, sebelum terjadi, saya berusaha menjaga kesehatan.