Mohon tunggu...
Sari Agustia
Sari Agustia Mohon Tunggu... Penulis - IRT, Penulis lepas

Tia, pangillan akrabnya, menekuni menulis sejak tahun 2013 sampai sekarang. Sebuah karyanya, novel Love Fate, terbit di Elex Media Komputindo pada tahun 2014. Saat ini aktif menulis bersama beberapa komunitas dan Indscript Creative

Selanjutnya

Tutup

Film

"The Meg", Mengingatkanku Akan Nanggala

26 April 2021   00:01 Diperbarui: 26 April 2021   12:10 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun lalu cover sebuah film mampir di layar feed Netflix. Judul film itu The Meg, yang dibintangi Jason Statham (pemain utama The Transporter 1 dan 2). Ceritanya tentang misi penyelamatan kapal selam yang jatuh ke dasar laut dalam. Gambaran lautnya jauh sekali mencapai dasar, gelap, banyak hewan tak terduga, buas dan liar, hingga kemudian karam di dasar menunggu diselamatkan.

Misi penyelamatan meski tak mulus tapi berhasil, dengan Jason sebagai jagoannya. Awal film tidak diketahui kenapa kapal selam tersebut bisa jatuh dan mendarat di tempat yang "mengerikan" di dasar bumi. Namun, tak perlu waktu lama film ini langsung memperlihatkan alasannya. Akhirnya, sepanjang film bergenre thriller ini dipenuhi banyak ketegangan.

Saya tak mau memberikan banyak spoiler tentang filmnya. Namun, kejadian yang menimpa kapal selam KRI Nanggala 402 mengingatkan saya kepada film ini. Membayangkan lautan luas, dalam,  gelap, dan kemungkinan ada hewan-hewan tak biasa di dalamnya membuat saya merinding. Saya suka dengan pantai dan main air di tepinya. Namun, saya sekaligus saya paranoid dengan keadaan yang akan saya temui jika berenang lebih jauh ke tengahnya.

Kita ketahui bahwa KRI Nanggala 402 hilang kontak saat melakukan latihan perang pada Hari Rabu, 21 April 2021 pukul 02.30 dini hari. Setelah 4 hari pencarian, akhirnya kapal dinyatakan tenggelam dan ditemukan sisa-sisa bongkahan kapal yang terbelah menjadi tiga. Tak perlu waktu lama, update terbaru seluruh awak kapal dinyatakan gugur dalam tugasnya.

"Hanya Allah sebaik-baik tempat kembali dan Maha Mengenggam hidup."

Kembali ke film. Jika menyimak beberapa fakta yang ditemui pada Nanggala saya tersadar bahwa film itu punya imajinasi yang tinggi. Hampir mustahil dan nyatanya pun tak terjadi sebuah kapal selam masih dalam keadaan baik ketika jatuh tenggelam ke dasar laut dalam di luar kapasitasnya. Ini yang terjadi pada KRI Nangggala 402. Secara fakta, di kedalaman laut semakin dalam tekanan air laut semakin kuat dan ada batas yang dapat ditoleransi oleh kapal. Kapal pun retak dan ada bagian yang terlepas.

Saya sedih, kecewa, tapi memang itulah hal nyata adanya imajinasi manusia masih mengalahkan fakta dan kemampuan sebenarnya. Meski demikian, keberadaan Nanggala di dasar laut yang sangat dalam bisa ditemukan adalah sebuah harapan. Awal mula sebuah imajinasi yang dijawab tantangannya oleh para ilmuwan. Semoga saja entah kapan akan tiba masa ilmu pengetahuan sudah sangat maju dan jika kejadian semacam ini terjadi akan lebih mudah evakuasi dan kemungkinan selamat akan lebih besar.

Akhirnya, meski sudah dinyatakan semua awak kapal gugur, nyatanya masih ada yang berharap sebuah keajaiban bagi mereka. Namun, hanya Tuhan Yang Mahakuasa. Ini bukan film khayalan semata, maka panjatkan doa semoga para awaknya tak kesakitan di akhir hidupnya. Dan doa yang sama untuk para keluarga yang ditinggalkan semoga diberi keikhlasan dan kemudahan di hidupnya setelah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun