Jejak hujan masih nyata tampak di sini, basah pucuk daun dan dedahanan menghantar ingatan padamu. Dan aku menggigil dalam kerinduan tak berbalas, pada kenang yang menenggelamkanku dalam pusaran luka. Namun bodohnya aku tetap berdiri di sini, menanti engkau berpaling dan menyadari aku ada untukmu.
Pesonamu yang menghentikan langkahku, membelitku dalam ketidak pastian, paksaku untuk berhenti berharap. Meski sekuat hati aku berusaha menghapus warna yang terlanjur menghiasi setiap sudut hatiku, hanya rasa sakit yang kudapatkan tanpa sanggup mengenyahkanmu dari pandangku. Melupakanmu tak semudah aku jatuh cinta padamu.
#poeds 241016[caption caption="pic lens"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H