Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[EMPSK] Penjara Rasa

17 Mei 2019   10:07 Diperbarui: 17 Mei 2019   10:30 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali kubuka cangkang-cangkang kenang. Tentang keriput mata tua yang hangat memeluk raga. Dimana gairah tetap mendidih, menggetarkan sekujur tubuhku pada puncak bernama Rindu.

Tanpa adamu, takkan pernah tercipta tangisan begitu sendu. Takkan pernah ada kisah yang jahat berubah menjadi malaikat. Tidak pula ada cerita tentang kisah cinta tanpa syarat.

 Senyatanya aku ada, menjadi bagian kepingan-kepingan suka dan duka yang tercetak rapi dalam hati. da ku karena kau ada.

 Pada pangkuanmu aku rindu berbaring. Bercerita tentang banyak hal dan merengek bagai bayi mengadu mau tanpa malu. Tanpa mengingat tabu

Mak, aku rindu.

Seandainya waktu dapat berputar kembali ke masa itu. Tak ingin kusudahi kata I love You-ku padamu.

Mak, izinkan aku mengulang hari itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun