Kembali kubuka cangkang-cangkang kenang. Tentang keriput mata tua yang hangat memeluk raga. Dimana gairah tetap mendidih, menggetarkan sekujur tubuhku pada puncak bernama Rindu.
Tanpa adamu, takkan pernah tercipta tangisan begitu sendu. Takkan pernah ada kisah yang jahat berubah menjadi malaikat. Tidak pula ada cerita tentang kisah cinta tanpa syarat.
 Senyatanya aku ada, menjadi bagian kepingan-kepingan suka dan duka yang tercetak rapi dalam hati. da ku karena kau ada.
 Pada pangkuanmu aku rindu berbaring. Bercerita tentang banyak hal dan merengek bagai bayi mengadu mau tanpa malu. Tanpa mengingat tabu
Mak, aku rindu.
Seandainya waktu dapat berputar kembali ke masa itu. Tak ingin kusudahi kata I love You-ku padamu.
Mak, izinkan aku mengulang hari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H