Ia mengatakan, "Cinta yang terpatri pada batu candi, akan tergerus oleh hujan.
Dan cinta yang dipahat pada setiap jengkal bagian langit, tak akan runtuh oleh air hujan."
Para pengembara menulis cinta pada lembar dedaunan dengan tinta yang merintih.Â
Mereka mengatakan bahwa waktu tak cukup tangguh menahan laju cinta yang layu.
Mereka tertawa dalam semesta yang diabaikan oleh cinta.
Sementara di sini, membatu aku seperti katanya; dulu.
"Perempuan matari tak lebih batu dari Jonggrang, penggenap candi seribu!" teriaknya kala debu terkibas dari mata kakiku.
Tiada lagi sisa cinta, lesap serupa asap yang dihantam butir-butir air dari awan gelap.
Dan aku; masih perempuan batu
sby-slo
130519
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H