Di sini masih ku lihat rasa yang sama, membatu bak karang, hempaskan selaksa harap mekar dalam sukma. Setumpuk kenang menggenang di sudut hati, terus berdendang tentang smara tantra yang pernah kau bisikkan.
Di batas cakrawala, terlukiskan bayang wajahmu di antara bunga-bunga malam memangku rindu. Sia-sia, karna seringai luka menyeruak pada refleksi senyummu. Begitu pedih, bak pisau bermata dua yang pisahkan rasa dan logika.
Bodohnya aku tetap menunggumu, mematung di antara sketsa hitam yang tercetak pada awan-awan. Kelam... Sekelam masa depan yang kau janjikan atas nama cinta berbalut dusta. Luruh sudah senyum kemuning harap seluruh-penuh. Rindukan lelaki purnama yang kian menjauh.
#poedsÂ