Aku masih disini, menikmati tetes hujan yang membanjiri di awal musim. Ini September ke enam sayang! Dimana senyawa berbaur dengan asa menyengat, di setiap dimensi ruang kita. Seperti saat kau menulisi setiap lembar harapan yang tak sempat ku ucapkan namun kau mengerti, seperti itulah harum tanah hatiku yang merindui belaian embun pagi di sepanjang musim.
Aku tidak tahu, bahkan tidak pernah menyadari. Apakah rasaku ini adalah mencintaimu, atau hanya sekedar mengasihani hidupku yang terasa menyedihkan? Yang ku tahu, "I LOVE YOU" ku padamu karena hanya aku yang terlihat dalam bening matamu, sekalipun seribu perempuan sempurna mengelilingimu.
Aku tidak sanggup menjelaskan rasaku ini dengan selaksa kata, karena itu akan membosanimu! Anj... Kau lelaki yang bersemayam abadi dalam tarikan nafasku. Menjelma menjadi apapun dirimu, aku akan segera mengenalimu.
Anj... Dalam legenda kisah cinta yang kubaca, aku selalu menemukanmu. Kau Khais dan aku Lailamu, kau Panji Asmara dan aku Sekartadjimu. Kau, aku menyatu dalam kemanunggalan yang tak terpisahkan. Sejauh apapun apapun bumi berputar, kisah kita telah bersenyawa dan memberi jiwa pada kisah kehidupan.
Ini September keenam sayang! Tunggulah aku sampai September berikutnya, dan kita akan menua bersama sampai maut memisahkan kita.
Â
Karya ini di ikut sertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RCT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H