Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RINDU] Menjemput Rindu Abadi

8 September 2016   18:57 Diperbarui: 8 September 2016   19:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah pernikahan, janji yang diucapkan dan disaksikan langit serta bumi, harus ditepati. Apapun keadaan suamiku, dia tetap yang dipilihkan takdir untuk menjadi pemimpinku. Jadi, susah senang, sehat sakit, bahkan mati hidup kmi harus melalui bersama.

Suamiku sering berpegian ke luar negeri, menyambangi satu tempat ke tempat lain. Sebagai seorang putra yang diandalkan ayah dan para pamannya, suamiku selalu menyertai mereka di setiap perjalanan mereka. Dan aku, setia menanti dan terus merindui suamiku di setiap malam-malam yang kuisi dengan doa memohon keselamatan suamiku.

Sebagai perempuan, perempuan yang di vonis tidak akan bisa memberi keturunan, aku sangat bahagia karena suamikunmenerima kekuranganku. Dia tidak pernah melirik perempuan lain selain diriku.

Tapi ternyata di belakangku, suamiku menikah lagi. Dan kakang Tetuka menolongnya untuk membohongiku. Hatiku hancur, bukankah kami dipersatukan di hadapan Dewa? Dan saling bersumpah setia bahkan akan mati di hari yang sama. Apa hanya karena keturunan aku harus dimadu? Atau perempuan itu lebih cantik dariku?

Saat pertama aku bertemu dengan Utari istri muda suamiku, justru Rama mendorongku mengalah dan menerimanya sebagai adikku. Hatiku sakit, tapi aku tak berdaya! Apalagi selanjutnya suamiku, Abimanyu putra Arjuna lebih sering menginap di kamar Utari.

Tapi hari ini, sumpah setia yang kami ucapkan saatenikah dahulu ditagih para Dewa. Kangmas Abimanyu tewas di Palagan Kurusetra, tubuhnya tak utuh lagi diterjang gaman sewu. Ibu Sembadra, Utari yang hamil besar, dan aku! Perempuan-perempuan yang sama-sama mencintai kangmas Abimanyu ditantang kecintaannya.

Dihadapanku api menyala, dan siap melebur tubuh suami tercintaku. Aku, Siti Sundari putri dari Kresna akan menyertai perjalanan suamiku menuju Nirwana. Melebur pula bersamaku cinta dan rindu yang begitu besar hanya untuk Abimanyu, suamiku tercinta. Dan jika dilahirkan kembali, seribu kalipun aku memohon pada Dewa agar tetap terlahir sebagai istrinya.

#poeds

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun