Mohon tunggu...
sari rachmah
sari rachmah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Comunity writer di IDN , kaskuser, medium, kompasiana, blogger

nature enthusiast, book lover

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jerawat Karena Faktor Genetik bisa Muncul di Usia yang Lebih Muda

23 Januari 2025   08:52 Diperbarui: 23 Januari 2025   08:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi jerawat (freepik.com/Freepik)

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan Iranian Journal of Dermatology tahun 2017 berjudul “Familial Risk of Acne Vulgaris in 8-13 Year-Old Females: A Case-Control Study” menyebutkan temuan menarik terkait jerawat genetik. Penelitian ini melibatkan 400 murid berusia 8-13 tahun, dimana 400 murid ini dikelompokkan lagi dalam dua grup, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Masing-masing dari kelompok kasus dan kelompok kontrol terdiri dari 200 siswa. Perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok kasus dalam penelitian ini terletak pada apakah responden merupakan penderita jerawat atau bukan. Kelompok kasus terdiri dari para responden penderita jerawat, sedangkan kelompok kontrol terdiri dari para responden yang tidak menderita jerawat.

Kemudian, para responden ini diperiksa oleh dokter di suatu ruangan dan hasil dari pemeriksaan dokter dilanjutkan dengan menggunakan GAGS (Global Acne Grading Score System) untuk menentukan tingkat keparahan jerawat. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, saudara perempuan dan saudara laki-laki dari para responden juga diundang ke sekolah untuk menjalani pemeriksaan klinis. Selain itu mereka juga di wawancara untuk mengetahui riwayat jerawat dalam keluarga. Keluarga yang tidak dapat hadir di sekolah di wawancara melalui telepon. Semua data yang masuk kemudian dianalisis kembali menggunakan SPSS software.

Terungkap sebuah fakta lain terkait jerawat puber berdasarkan penelitian lainnya yang dipublikasikan dalam jurnal ini bahwa sebanyak 40% anak perempuan mulai berjerawat di usia 17 tahun, sedangkan 25% anak laki-laki mulai berjerawat di usia 18 tahun. Ini berarti jerawat puber pada anak perempuan datang lebih awal daripada anak laki-laki. Juga, penelitian mengungkapkan bahwa jerawat puber akan hilang dengan sendirinya di usia 25 tahun pada laki-laki dan di atas 25 tahun pada perempuan.

Hasil dari penelitian ini terkait jerawat genetik, bahwa kelenjar sebasea, yaitu kelenjar dalam folikel rambut yang menghasilkan zat berminyak, diturunkan secara genetik. Ini berarti, ukuran, jumlah dan aktivitas kelenjar sebasea diturunkan secara genetik dan inilah  yang mempengaruhi apakah seseorang akan cenderung berjerawat atau tidak.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa persentase resiko dan kejadian jerawat pada keluarga pasien lebih banyak terjadi di kelompok kasus dan terutama pada responden yang berjenis kelamin perempuan. Pada kelompok kasus, anak-anak dengan kondisi jerawat ringan kedua orang tuanya juga memiliki riwayat jerawat sebesar 38,2 %. Masih dari kelompok kasus, bahwa anak-anak dengan kondisi jerawat sedang kedua orang tuanya juga memiliki riwayat jerawat sebesar 41%. Sementara itu, anak-anak dengan kondisi jerawat parah kedua orang tuanya juga memiliki riwayat jerawat sebesar 50%. Persentase ini memperlihatkan bahwa kecenderungan jerawat bisa diturunkan secara genetik.

Dalam sebuah penelitian lainnya dengan menggunakan metode Cross-Sectional dengan responden remaja 11-18 tahun, memiliki ayah yang berjerawat sebesar 16% dan ibu yang berjerawat sebesar 25%. Pada penelitian terbaru lainnya lagi, menunjukkan persentase ayah berjerawat sebesar 26,5% dan ibu berjerawat sebesar 49,5% yang pada saat penelitian tersebut berlangsung, para ayah dan ibu tersebut masih berjerawat. Kesimpulan dari semua penelitian ini adalah bahwa seseorang yang punya kecenderungan berjerawat, juga memiliki keluarga dengan riwayat jerawat.

Hal lainnya yang terungkap dari penelitian ini adalah, responden pada kelompok kasus memiliki ayah yang juga berjerawat sebesar 26,5%, ibu yang berjerawat sebesar 49,5% dan saudara kandung yang berjerawat sebesar 42%. Sementara itu, responden pada kelompok kontrol memiliki ayah yang juga berjerawat sebesar 16,5%, ibu yang berjerawat sebesar 26,5% dan saudara kandung yang berjerawat sebesar 28,5%. Hal ini membuktikan bahwa genetik dari ibu lebih mempengaruhi apakah seseorang cenderung berjerawat atau tidak.

Terungkap pula, bahwa jerawat genetik bisa dibedakan dengan jerawat puber dengan melihat di usia berapa tahun seseorang mulai berjerawat. Pada kasus jerawat genetik, bisa muncul di usia 7-8 tahun, paling telat usia 12 tahun. Sementara jerawat puber yang disebabkan hormon umumnya muncul pertama kali di usia 17 atau 18 tahun. Selain itu, jerawat genetik cenderung lebih sulit diobati dan cenderung menetap. Tingkat keparahan jerawat juga diwariskan secara genetik, tetapi hal ini hanya dapat dilihat pada usia yang lebih tua. Sebab, penelitian mengungkapkan pasien berjerawat yang usianya lebih muda menderita acne vulgaris non-inflamasi. Acne vulgaris non-inflamasi umumnya ditandai dengan komedo, sementara Acne vulgaris yang mengalami inflamasi umumnya ditandai dengan jerawat yang besar-besar, kemerahan dan menyebar.

referensi gambar

https://www.freepik.com/free-photo/young-handsome-man-with-acne_14603119.htm#fromView=search&page=1&position=31&uuid=557beb78-472f-4b37-bd7d-ce80e1fc2eb5&new_detail=true&query=ACNE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun