JEMBER- Pertanian adalah bidang yang paling banyak ditekuni oleh sebagian besar penduduk di Desa Slateng, Ledokombo, Jember. Komoditas yang dikembangkan di Desa Slateng tidak hanya tanaman pangan yaitu padi tetapi juga tanaman hortikultura seperti cabai, timun, tomat. Di daerah tersebut juga melimpah akan limbah pertanian seperti gergaji sengon maupun limbah peternakan seperti kotoran sapi dan kambing. Sebenarnya hal tersebut merupakan potensi desa jika dapat dikelola dan dimanfaatkan.
Dalam rangka meningkatkan potensi Desa Slateng, Tim Dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Jember yang terdiri atas Ir. Marga Mandala, M.S., Ph.D., Basuki, S,P., M.Sc., Vega Kartika Sari, S.P.,M.Sc., dan Ratih Apri Utami, S.P., M.Si., serta turut mengundang Iqbal Erdiansyah, SP.,M.P. dari Politeknik Negeri Jember, menggelar sosialisasi pengkayaan pupuk organik dengan mikroba fungsional pada bulan Agustus 2022.
"Beberapa petani disini sudah mulai mengarah ke pertanian organik, bahkan sudah ada yang merasakan dampak positifnya. Hal itu tentu harus didukung, agar lebih banyak lagi petani yang mengarah ke pertanian organik," ungkap Ketua Tim Pelaksana, Marga Mandala.
Basuki selaku anggota tim dan dosen kesuburan tanah menambahkan, "Pertanian secara organik memang tidak dapat langsung dirasakan manfaatnya, namun lahan yang diberi pupuk organik maka sifat fisik, kimia dan biologi tanah dapat terus membaik dan bahkan hasil panen menjadi lebih sehat karena minim residu".
Kegiatan pelatihan diikuti sekitar 20 peserta yang terdiri atas anggota Kelompok Tani Harapan 1, Remaja Masjid An-Najah, dan penyuluh pertanian setempat. Pelatihan diawali dengan sosialisasi tentang cara perbanyakan Beauveria bassiana, Trichoderma, dan Rhizobium serta manfaatnya bagi tanaman, dilanjutkan pengolahan pupuk organik yang nantinya diaplikasikan pada lahan demplot.Â
"Keberhasilan berbudidaya tidak hanya dari penggunaan varietas unggul, tetapi juga dari kegiatan pemeliharaan yaitu pemupukan dan pengendalian OPT. Wawasan terkait pemupukan dan pengendalian OPT yang ramah lingkungan perlu terus disosialisasikan karena petani butuh hal tersebut, terang Vega Kartika.
"Apabila aplikasi pupuk organik dapat dilakukan secara simultan dengan cendawan Beauveria bassiana misalnya, maka diharapkan akan menghemat waktu, tenaga, dan biaya sehingga petani dapat memupuk tanaman sekaligus mengendalikan hama WBC secara ramah lingkungan."jelas Basuki.
 "Pengetahuan terkait pengkayaan pupuk organik dengan mikrobia fungsional yang diperoleh peserta dari kegiatan ini, harapannya dapat menjadi solusi dari pupuk kimia subsidi yang sangat sulit diperoleh saat ini", imbuh Ratih Apri, yang juga merupakan dosen agribisnis.
Digelarnya pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian dosen kepada masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Â Kegiatan pelatihan ini didukung oleh LP2M Universitas Jember melalui Program Pengabdian Desa Binaan Tahun 2022.