Mohon tunggu...
Sari pakung wati
Sari pakung wati Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya karyawan biasa

Hi! My name is sari, hobi saya adalah menulis (apapun), membaca,dan bernyanyi. Saya suka menulis puisi, curahan hati dan tulisan-tulisan tidak jelas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ngupahan

20 Oktober 2022   22:59 Diperbarui: 20 Oktober 2022   23:03 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ku tadah kan kepala menatap langit biru dengan matahari menyorot tepat di wajah ku. sesekali melihat jalan atau pohon-pohon yang aku lalui. Harapan-harapan mulai muncul tanpa di duga. Namun,ternyata kembali kenyataan selalu membunuh ekspetasi. sedikit ingin terisak tapi sadar,semuanya yang aku rencanakan tidak semua mutlak 'aku' tapi 'tuhan' yang maha baik telah mengatur.
"Bukan,bukan salah kamu kalo kita berbeda. bukan salah kamu kalo hari ini kita gagal. Bukan salah kamu. tidak ada yang tidak ingin berhasil. Tidak apa-apa bukan? Karena kita telah terbiasa." Kalimat yang aku rapalkan penguat untuk diriku sendiri. Ingin marah rasanya memaki orang-orang yang berlalu-lalang dengan tawa yang terdengar nyaring dari suara-suara bising yang ingin ku sumpal mulutnya dengan kertas-kertas yang sudah ku tulis namun enggan di baca.
Tapi kembali, bukan juga salah mereka. Jika aku melakukannya egoisku menang memuncak
senang karena aku tak kunjung dewasa untuk menahan nya. Sesak-sesak di dada rasanya sudah sangat sulit untuk di jelaskan. Sudah keberapa kali? Aku saja sudah merasa bosan untuk menghitungnya.
Kamu tau apa yang aku butuhkan kala itu? Pelukan. Ya,aku butuh pelukan dari tangan hangat yang mengusap punggung ku dengan kata yang menenangkan. Aku butuh tempat berkeluh,tapi sering kali aku sulit mengatakannya karena setiap kata yang ingin aku sampaikan selalu berakhir dengan di simpan dalam-dalam lagi hanya karena aku tidak bisa memotong perkataan mu
dengan kalimat "aku mohon,untuk kali ini gantian kamu yang dengerin hal yang terburuk yang membuat hari ku mendung. Aku mohon,kali ini aku cuma mau kamu yang jadi pendengar bukan hanya aku. Aku cape!" Dan,semuanya tidak pernah nyata keluar dari mulut ku. Dan pada akhirnya
semuanya yang ingin aku katakan harus berakhir pada selalu aku saja yang mengalah.
Di lihat,melihat. Sekilas rasanya tidak terlalu menyakitkan syukurlah hati ini sudah terbiasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun