Mohon tunggu...
Sari Neysha Phadma
Sari Neysha Phadma Mohon Tunggu... -

Jangan takut kehilangan karna pada kenyataannya memang sudah hilang.. :(

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perbedaan Itu Indah

15 Agustus 2011   17:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:45 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“ Ya, Alloh Kutak tahu mengapa aku begitu sulit melepas dirinya dan aku juga begitu sakit menghadapi kenyataan akan aturan dalam keluargaku ini. “

Bersamaan dengan gerimis yang mulai membasahihalaman rumah,air mataku menetes, entah apa yang dilihat mataku hingga aku tak kuasa menahan perihnya sampai menusuk dihati.Sms dari Sam yang terus berulang-ulang aku baca membuat diriku semakin sayang dia. Ini memang satu kesalahan tapi hatiku benar-benar tak bisa berkata ingkar. Aku nyaman bersama Sam aku merasa dialah sosok yang tepat untuk menuntunku kedepan meskipun sebenarnya kita sangat berbeda.

Ku tekan tombol back dan keluar dari fitur message lalu tekan gulir bawah hanfonku masuk ke contacts. Aku mencari nama nesha sahabatku.. dan dial call aku menelvonnya,

“Hei nes, aku makin sayang Sam, itu kenyataannya.. kamu benar aku lemah ketika berhadapan dengan dia.. Dia benar-benar memperjuangkan aku.. dia benar-benar punya tekad kuat untuk memiliki aku dan aku harusnya bisa sekuat dia atau bahkan lebih kuat. “ ucapku singkat pada cewek asli Sragen salah satu kota kecil dipinggiran kota Solo itu. Aku sangat galau dan ingin mengungkapkan semua dan aku rasa dialah orang yang tepat untuk membahas tentang aku dan Samuel Natanael.

“ Emang Sam bales gimana? “

“ Dia ngeyakinin agar aku harus bertahan sampai Sam lulus dan udah kerja yang bakal jadi senjata dia untuk lebih kuat bertemu dengan Ayah. Dan dia bener-bener akan datang ke Purwakarta untuk langsung meminta aku dari Ayah. “ ucapku dengan isakan tangis yang tak mampu ku tahan.

“ Sebelumnya kan kalian udah pernah bahas itu!! masalahnya ketika Ayahmu udah tau background Sam, apa nantinya dia akan disambut di Purwakarta??”

“Melihat begitu prinsipil dan kerasnya seorang Haji Muhammad Adijaya aku sangat sangsi Sam bakal diterima. “ ujar kata cewek diseberang yang selalu menerima telvonku setiap saat itu.

“ Sam puasa 20 jam untuk menemukan jawaban dari keputusanku kemarin lusa, dan jawaban dari Tuhan kepadanya harus tetap mempertahankan hubungan ini “.

“ Astagaaaa Ran, pacar kamu itu begitu hebat !! “

********

Baru tiga hari aku dirumah, tapi aku sama sekali tak merasa nyaman. Aku selalu merasa bersalah kalo seandainya jalan yang akan aku ambil nantinya salah. Aku sangat ingin memperkenalkan sedikit tentang Sam pada semua anggota keluargaku, bukan hanya kepada bundaku saja yang selama ini lebih dahulu mengetahui hubunganku specialku dengan cowok Solo yang kebetulan kakak tingkat dikampusku itu.

Aku dan Sam mulai berpacaran 9 Februari 2010, yeahh!!! awal aku semester 4 dan Sam semester 6. Indahnya kisah itu memang berawal dikampus, dia sangat dewasa, pengertian dan selalu bisa aku andalkan dalam hal apapun. Dia juga cerdas,penyabar pula J. Mungkin karena itu alesan aku berani memutuskan berpacaran dengannya, dia begitu hebat menunjukkan kesetiaannya kepadaku,bersedia menunggu jawabanku selama18 bulan lebih pasca aku dia tembak. Hehehe

Tapi sekarang aku benar-benar gila dengan kondisi dan situasi yang menjeratku seperti ini. Sebelumnya aku merasa nyaman dengan kehidupanku tapi setelah sekitar3 minggu lalu ketika Bundaku memaksaku untuk berfikir yang lebih logis kedepan aku jadi merasa sangat gusar.

Yeahh !! aku galau dan resah karena kenyataan yang aku hadapi. Aku dan Sam berbeda KEYAKINAN..sebenarnya aku pribadi tak mempermasalahkan ini begitupula Sam dan keluarganya dan aku yakin perbedaan ini juga ada disekitar kita.Tapi justru masalah terberat di keluargaku,yang menghendaki aku untuk memiliki sosok pendamping hidup yang seiman.

Percakapan dengan Bundaku itu berlangsung via telvon,aku masih dikamar kosan Melati,salah satu deretan kos putri dibelakang kampus UNS Solo. Dan Bundaku dirumah kami di Purwakarta.

“Ran, Ayahmu semalam bertanya apa kamu ini masih aja ga punya pacar.. dan terpaksa Bunda berbohong. Sampai kapan kamu akan merahasiakan sosok Sam dari Ayahmu?? “ Tanya ibuku dengan nada sangat ragu.

“Rani masih takut Bun, masih belum siap gimana nanti respon Ayah dan masih merasa….”

“ Merasa apa?? Bunda tau sebenarnya kamu mengingkari kalau memang Sam bukan orang yang tepat untuk dikenalkan pada Ayah,bukan?? “

“Bunda juga tak mampu membayangkan, gimana respon orang-orang nanti ketika melihat mantu Pak haji Adi adalah seorang yang berbeda keyakinan dengannya,ran.. “

“ Bunda, rani masih dalam taraf pacaran kok. Belum beranilah mikir jauh kedepan. Lagian target nikahnya rani kan 5tahunan lagi..” kataku mencoba menetralkan suasana.

“ Kamu sudah dewasa, tinggal setahun lagi kamu lulus. Dan apa iya kamu masih pantas bermain-main dengan perasaan lagi ?? “

“ yaa ga tau bunda, Mmmm..Rani banyak tugas.. mau ngerjain dulu yah.. “ tegasku untuk mengakhiri percakapan ini.

“ Iya nak, Bunda percaya kamu tahu apa yang terbaik buat kamu kedepan. Jangan salah langkah. Assalamu’alaikum nak, jaga kesehatan.. “

“ iya Bunda,wa’alaikumsalam “.

To be continued

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun