Yah mungkin saya berasumsi terlalu liar. Namun perilaku tersebut sedikit kurang beretika. Itu baru hal kecil saja. Saat teman-teman masuk stasiun, bandara, ataupun halte apakah ada teman-teman melihat tanda bahwa kursi ini diperuntukkan ibu hamil dan orang-orang berkebutuhan khusus?Â
Banyak pastinya. Namun yang lucu adalah kursi tersebut dipakai oleh orang-orang yang terlihat sangat sehat. Bahkan saya pernah melihat bapak-bapak duduk ditempat yang diperuntukkan untuk ibu-ibu hamil dan menyusui.Â
Seketika saya berpikir itu bapak-bapaknya lagi  hamil kah? Apalagi saat itu didekat orang itu terdapat ibu-ibu yang berdiri sambil menggendong anak bayinya. Sangat disayangkan masih banyak hal tersebut sering terjadi.Â
Banyak para aktivis perempuan yang menggawaikan untuk memberikan tempat bagi teman-teman perempuan yang berkebutuhan khusus. Namun kegiatan mereka seakan tidak ada artinya dikarenakan perilaku orang-orang tersebut.Â
Etis atau tidaknya perilaku tersebut, teman-teman lah yang menilai. Jikalau memang ada hal yang bisa membuat kita terganggu, layanan pengaduan atau komplain dan kritik sudah banyak disediakan.Â
Layanan pengaduan sudah banyak disediakan karena itu sudah masuk dalam aturan daerah. Karena tempat publik diperuntukkan dan dinikmati untuk masyarakat banyak.Â
Kemarin, saya membaca sebuah berita tentang Kota Malang, tempat saya kuliah dulu. Kursi-kursi didaerah Ijen Boulevard dibuka kembali setelah pandemi melandai. Namun kursi-kursi tersebut harus ditutup kembali.Â
Alasan kursi-kursi tersebut sangatlah konyol. Ada kejadian sepasang muda-mudi melakukan tindakan asusila disana dan berhasil terekam oleh orang-orang sekitar.Â
Dalam video yang tersebar, sepasang kekasih itu terlihat sedang melakukan silahturahmi bibir. Bukannya melakukannya sembunyi-sembunyi, mereka malah terang-terangan.Â
Makanya tempat tersebut kembali ditutup karena ulah mereka. Memang kursi didaerah Ijen Boulevard, Malang sering dipakai oleh orang-orang yang sedang beraktivitas. Namun tempat tersebut sering disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.Â