Mohon tunggu...
Djadja Sardjana
Djadja Sardjana Mohon Tunggu... profesional -

Seorang hamba Allah, ayah, suami, kepala rumah tangga (Commander In Chief), praktisi pendidikan, manajemen dan telematika yang tetap mencoba merunduk bagai padi di ladang ibadah......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya dan Presiden Fidel Ramos: Jabat Tangan Selama Kurang Lebih 20 Menit

2 Februari 2012   08:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:09 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="590" caption="Digenggam dan dijabatnya tangan saya selama kurang lebih 20 menit oleh mantan presiden Philipina Fidel V. Ramos"][/caption] Tanggal 26 Januari 2012 adalah hari istimewa bagi saya  saat mengikuti “2012 International Conference on Business, Entrepreneurship and Management” (ICBEM2012) di San Beda College Manila, Philippines. Hari itu saat para tamu sudah memasuki arena konferensi, saya sedang ber-narsis ria mendokumentasikan kegiatan ini untuk Universitas Widyatama, COMLABS-ITB dan Pojok Pendidikan. Tiba-tiba, kami lihat sosok yang sudah saya kenal sejak lama dan menjadi idola banyak orang di Filipina dan Asia Tenggara bahkan dunia termasuk saya. Dialah Fidel Valdez Ramos Presiden Filipina ke-12 yang lahir di Lingayen, Pangasinan, Filipina, 18 Maret 1928. Ia menggantikan Corazon Aquino dan mengakhiri jabatan kepresidenannya pada tahun 1998, saat digantikan oleh Joseph Estrada. Adalah suatu kehormatan dan kebetulan tanggal lahir saya sama dengan beliau yaitu 18 Maret. Beliau beberapa kali mengatakan pada saya kata-kata “Global, Dynamic, Entrepreneurship” dengan penekanan pada nilai-nilai yang mirip dengan “Silaturahmi Mendatangkan Rejeki”. Ya, Fidel Ramos walaupun seorang tentara dengan masa kerja lebih dari 40 tahun, adalah seorang Negarawan yang cinta perdamaian pada semua kalangan. Bahkan ia menceritakan secara menggelitik pertemuannya dengan salah satu tokoh pemerintahan Indonesia yang Muslim dan mengkorelasikannya dengan hubungan kedua negara yang selama ini terjalin dengan baik. Itu dibuktikannya dengan digenggam dan dijabatnya tangan saya selama kurang lebih 20 menit oleh mantan presiden Philipina Fidel V. Ramos sebagai tanda persahabatan dan penghormatan kepada tamu seolah sahabat dekatnya  Fidel “Eddie” Valdez Ramos (lahir 18 Maret 1928), dikenal sebagai FVR, adalah Presiden Filipina ke-12 1992-1998. Selama enam tahun berkuasa, Ramos dikenal secara luas dan dikagumi oleh banyak orang untuk revitalisasi dan memperbaharui kepercayaan internasional dalam perekonomian Filipina. Sebelum terpilih sebagai presiden, Ramos bertugas di Kabinet Presiden Corazon Aquino, pertama sebagai kepala staf Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dan kemudian, sebagai Sekretaris Pertahanan Nasional 1986-1991. Selama Revolusi EDSA 1986 yang bersejarah dikenal dengan “People Power”, Ramos atas undangan Menteri Pertahanan Juan Ponce Enrile, dielu-elukan sebagai pahlawan meskipun dia bukan bagian dari rencana banyak orang Filipina karena keputusannya untuk melepaskan diri dari pemerintahan Ferdinand Marcos serta berjanji setia dan loyal kepada pemerintah revolusioner yang baru dibentuk Presiden Aquino, mengikuti kejatuhan Marcos dari kekuasaan pada Februari 1986. Sebelumnya, dia adalah wakil kepala staf AFP di bawah Presiden Marcos. Di bawah Ramos, Filipina mengalami periode stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan ekspansif, sebagai akibat dari kebijakan dan program yang dirancang untuk mendorong rekonsiliasi nasional dan persatuan. Ramos mampu mengamankan perjanjian damai besar dengan separatis Muslim, pemberontak komunis dan pemberontak militer, yang didukung kepercayaan investor dalam perekonomian Filipina. Ramos juga agresif mendorong deregulasi industri utama bangsa dan privatisasi aset pemerintah yang buruk. Sebagai hasil pendekatan ekonominya, Filipina dijuluki oleh majalah internasional dan berbagai pengamat sebagai Harimau Berikutnya dari Pertumbuhan Ekonomi Asia. Namun, momentum dalam keuntungan ekonomi yang dibuat di bawah Administrasi Ramos sempat terganggu selama terjadinya Krisis Keuangan Asia 1997. Namun demikian, selama tahun terakhir istilah, perekonomian berhasil membuat rebound karena tidak parah terkena krisis dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Dia adalah satu-satunya orang Filipina yang menerima Gelar Bangsawan Kehormatan dari Kerajaan Inggris (British Knighthood from the United Kingdom, the GCMG or the Knight Grand Cross of the Most Distinguished Order of St Michael and St George). Ini diberikan kepadanya oleh Ratu Elizabeth II pada tahun 1995 untuk pengabdiannya di bidang politik dan pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun