Mohon tunggu...
Dwi Handayani
Dwi Handayani Mohon Tunggu... -

civic education UNIVERSITAS LAMPUNG

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye Terselubung Bibit dari Korupsi

7 Mei 2014   16:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejalan dengan praktik-praktik kampanye selama ini, menunjukan tantangan serius bagi masyarakat untuk lebih kritis merespon kejanggalan selama ini. Praktik-praktik sosialisasi, yang melanggar aturan kampanye semakin meluas, dilihat dari fakta yang terjadi sebelum pemilu legislatif dan pemilihan gubernur dua bulan kebelakang.

Sebelum ditetapkannya jadwal kampaye para calon anggota legislatif dan calon gubernur beserta tim sukses lainya yang turut serta membantu, menyalahi aturan dengan melanggar jadwal kampaye, sebelum ditetapkanya waktu pelaksanaan kampanye para calon anggota legislatif mencuri star dalam bersosialisasi di masyarakat, disisi lain sangat merugikan untuk caleg-caleg lain yang taat pada aturan. Ini merupakan praktik kampaye terselubung dimana masyarakat menjadi korban. Perlahan tapi pasti, setiap masyarakat terjebak dalam atmosfer mobilisasi politik.

Jika dikaji lebih mendalam, mobilisasi partai memang berkembang pesat di negeri ini. Manufer yang dilakukan oleh pihak yang berkepentingan bisa saja lebih cerdas untuk mengelabui masyarakat, saat itulah peran masyarakat diuji coba.

Disinyalir masing-masing mempunyai strategi dan cara sendiri, tidak menutup kemungkinan sikap tidak jujur secara tersembunyi serta melawan hukum untuk melancarkan usaha salah satu pihak untuk mencapai tujuan berkampanye menjadi bibit dari timbunya korupsi kolusi dan nepotisme. Rendahnya moralitas, menyerapnya norma-norma agama yang semakin dangkal. Akibatnya, norma agama diabaikan dan luntur oleh waktu.

Masalah ini menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan kelak. Di dalam dunia politik, timbulnya korupsi akan mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Kampaye terselubung salah satu bibit korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif nantinya akan mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan.

Sikap ketidakjujuran berkampanye, menjadi cerminan timbulnya bibit korupsi calon wakil rakyat, sejak awal sudah terlihat buruknya birokrasi. Apa jadinya jika sudah terpilih? Kita sebagai masyarakat hanya bisa berdoa semoga pemimpin baru kita dapat menjadi wakil rakyat yang amanah sehingga dapat menerima aspirasi rakyat dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun