Mohon tunggu...
Sarastiono
Sarastiono Mohon Tunggu... Guru -

seorang guru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rayap Korupsi

15 April 2011   10:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13028634301031494895

Kau tahu rayap-rayap, makin banyak dimana-mana, dibalik baju resmi, merongrong tiang negara, Kau tahu babi-babi, makin gemuk di negeri kita……..Penggalan lagu Andai Aku gayus ciptaan Bona Paputungan mengingatkan saya pada kejadian yang baru saya alami, kusen dari kayu yang baru dipasang selang beberapa hari sudah terlihat telah tergerogoti oleh rayap, demikian ganasnya sehingga hampir separuh kusen terlobangi, padahal dari luar masih terlihat utuh.

Filosofi kerja rayap ini hampir sama dengan mengguritannya korupsi di negara kita. Satu ekor rayap tidak akan mampu untukmenggerogoti kayu yang demikian keras, berbanding terbalik dengan tubuhnya yang rapuh.Rayap tidak bisa hidup sendiri, karena hidup dalam koloni ada bahan-bahan dan proses-proses untuk kelangsungan hidupnya. Dalam sebuah koloni rayap memilik tugas masing-masing, di sana ada ratu, raja, rayap pekerja dan rayap prajurit.

Sebagai alternatif untuk mengurangi kerusakan kayu dilakukan dengan menginjeksikan termitisida (obat pembasmi rayap) kedalam kayu. Tetapi jika tidak waspada terkadang Sirayap melakukan counter attack dengan menyerang ke bagian yang lainnya, yang masih segar dan lebih enak. Mungkin! Kita tahu semua nasib para whistleblowersebagian besar menjadi tersangka. Contohnya Susno Duadji dalam mengungkap mafia hukum. Kepolisian dan Kejaksaan sebagai termitisida rayap korupsi sangatlah tidak berdaya, sehingga akhirnya Bapak Presiden meramu formulasi obat dengan membentuk KPK dan Juga Satgas Mafia Hukum. Oknum- oknum yang membuat termitisida ini menjadi imun (zat kekebalan tubuh) itulah yang menjadikan tidak tuntasnya misi utama memberantas Sirayap Korupsi.

Injeksi dengan menggunakan KPK oleh negara belum mampu bahkan untuk hanya sekedar menekan laju penggerogotan uang rakyat, bermacam formulasi obat seperti formulasi obat Satgas Pemberantasan Mafia Hukum juga tidaklah manjur. Yang sangat memprihatinkan sekarang Sirayap sudah bisa menembus dinding (dibaca:tembok). Beberapa faktor pendorong yang menyebabkan serangan rayap korupsi terhadap dinding kokoh ketahanan negara adalah karena adanya ruang terbuka dan celah- celah, bahkan celah sekecil apapun itu akan dapat ditembus oleh rayap korupsi karena adanya lingkungan yang mendukung. Misalnya, mengembalikan modal karena tarif yang tinggi saat mendaftar melalui parpol untuk menjadi kepala daerah baik gubernur maupun bupati, pengembalian modal dana kampanye legislatif dan lain- lainya.

Apakah kita akan pasrah dengan sunatullah ada baik ada buruk, Ada yang korupsi dan ada yang tidak korupsi? Rayap (hewan rayapyang sebenarnya) merupakan bagian darikomponen lingkungan biotik yang memainkan peranan sangat penting, karena membantu manusia menjaga keseimbangan alam dengan cara menghancurkan kayu untukmengembalikannya sebagai unsur hara dalam tanah. Namun karena perubahan kondisihabitat akibat aktivitas manusia, sangat potensial mengubah status rayapmenjadi serangga hama yang merugikan.

Korupsi yang sudah demikian mensistem sebagaimana digambarkan oleh Hadi Supeno dalam bukunya yang berjudul Korupsi di Daerah: Kesaksian, Pengalaman dan Pengakuan menggambarkan tentang bagaimana, siapa, dan mengapa praktik dan perilaku korupsi dapat begitu mewabah dan marak di daerah, khususnya pada era otonomi daerah. Apakah mungkin dalam bentuk koloni korupsi juga ada ratu, raja dan pekerja, diposisi manakah Man of The Year 2010 Gayus ?

Kok bisa ya suatu yang ndak baik bisa dikompromikan, dilobi, barter masalah…mengalihkan isu- isu yang sedang hangat dengan menciptakan isu- isu yang baru. Hanya meredam suatu yang sedang bergejolak tanpa terselesaikan permasalahannya. Ini sebenarnya sangat berbahaya bagai bara yang tertutupi dengan sekam. Belum lagi dengan adanya politik pencitraan, yang jelas makin jauh dari menyelesaikan masalah- masalah yang langsung berhubungan dengan rakyat kecil, nelayan dan petani sebagai contohnya. Hal inilah yang membuat kita semakin bingung dengan keadaan, masalah di negeri yang tercinta ini.

Bukan kayu saja yang gampang terserang rayap akibat kerapuhan, ibaratnya negeri kita lebih tepatnya birokrasi kita sudah demikian rapuhnya telah tergerogoti rayap korupsi, terbukti dari data Kemendagri dari 33 kepala daerah 17 kepala daerah bermasalah baik itu menjadi tersangka atau terdakwa dalam kasus korupsi. Orang jawa mengatakan sungguh sangat “nggegirisi”. Kayu yang sudah rapuh tergerogoti rayap jika kita tambal sudah pasti tidaklah sekuat kayu yang belum terkena rayap. Lantas bagaimana dengan kerapuhan birokrasi kita?

Saatnya kini anggota DPR merencanakan studi banding ke negara yang sukses memberantas korupsi pasti kritisi, akademisi, LSM semua rakyat yang diwakili akan mendukung seberapapun besar anggaran untuk studi banding. Bapak polisi dan Jaksa dukungan dan hormat rakyat pasti akan bersamamu jika kau hancurkan Sirayap korupsi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun