Embun itu menenteng dibalik sela sehelai pucuk yang entah siapa sebutannya.
Kehangatan matahari menyapa, dan tetap pada rasa yang ada.
Aku hanya tetap menjaga yang kuyakini, beristiqomah disini dan
menanti jawaban atas sejuta pertanyaan pertanyaan.
Rindu dan senja saling bercengkrama, batas khayalan sang pecinta tanpa batasan.
Waktu selalu merasa berkuasa atas waktu. Melihat jarum jam tak bernyawa kala menuntaskan rindu, terlalu cepat menuntaskan langit jingga kala melepas sendu. Terkadang waktu harus dinikmati sendiri, sekedar duduk di beranda
dan memejamkan mata.
Menari dalam sunyi bagian
bernyanyi dalam sepi. Biarkan kawanan awan bergegas meramu rinduku. Menampung mendung dan langit kelabu.
Sendu menyergap di langkah pertama, khawatir mendekap di tiap helaan napas.
Ragu turut serta bersuara, mendendangkan irama menyesakkan dada.