[Note: this post was originally published at sarapannasigoreng.blogspot.com]
Siap2, ini akan jadi posting yang panjang...
Jadi ceritanya, sy memberanikan diri utk beli brg di Aliexpress. Kenapa? Karena sy pernah punya barang serupa, trus rusak, mau beli lagi, di Indo sudah gak ada yang juwal. Iseng-iseng google, eee, ada yang jual. Tapi kok Aliexpress, kok luar negeri...
Sempat maju-mundur juga, apalagi penjualnya mengklaim bahwa pengiriman gratis. Harga barangnya gak mahal. Apa dia gak rugi kalo ongkirnya digratiskan pula? Dalam negeri saja dr ibukota ke tempat sy ada yang tega narik ongkos kirim 14rb per barang kok... padahal sama2 pulau Jawanya. Padahal per barangnya ga sampe 1kg. =__=
Trus sy bc2 d internet, bhw demi menggalakkan ekspor, pemerintah Cina tuh membebaskan biaya pengiriman brg ke LN, asal memenuhi kriteria tertentu. Kriterianya apa, yg nulis juga kurang jelas. O, pantas saja gak semua penjual membebaskan ongkos kirim. Sistemnya Aliexpress ini ada bnyk penjual, dan mereka menetapkan ongkir dw2.
Tapi ya dmn2 ada harga ada rupa. Barang dijanjikan sampai ke tangan sy antara 1 sampai 2 bulan. Maaak...
Ada satu lagi kelebihan Aliexpress, dia menerapkan perlindungan konsumen. Uang kita g akan dibayarkan ke penjual jika brg tdk diterima oleh pembeli. Kelemahannya, perlindungan konsumen ini akan expired dlm jangka waktu tertentu (kalo ga salah ingat, 1 bln). Berhubung sy pilih ongkir gratis (thus waktu kirimnya luamaaa), brg sy nyampenya ya setelah perlindungan konsumen ini expired.
Ah sudahlah, toh barangnya enggak mahal, kalo dicurangi ya nasib, pikir sy sambil menekan tombol 'Submit'.
Dan dimulailah penantian belanja online terpanjang sepanjang sejarah. (Note to self: lain kali bayar'en ae ongkir'e...)
Minggu pertama sy cek, statusnya order masih diproses.
Minggu kedua sy cek, barang sedang disiapkan.