Mohon tunggu...
Philip Bae
Philip Bae Mohon Tunggu... Wiraswasta - Direktur di PT. Penerbit Sarang Plus

Penerbit Sarang Plus yang telah berdiri sejak tahun 2021 adalah sebuah perusahaan penerbit asal Korea Selatan. Saat ini Penerbit Sarang Plus sedang berfokus untuk membuat berbagai bacaan menarik dan bermanfaat untuk pengembangan kepribadian anak. Kami berusaha untuk menerjemahkan buku-buku terbaik dan terlaris dari berbagai negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat dll. Selain itu kami juga mencoba untuk menjembatani budaya Indonesia dan Korea Selatan dengan menerbitkan berbagai dongeng dari masing-masing negara. Kami juga berharap buku-buku yang kami sediakan dapat meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Sebuah Pemikiran tentang Toko Buku Offline, Barnes & Noble dan Toko Buku Kyobo

16 Februari 2023   14:37 Diperbarui: 21 Februari 2023   02:30 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Toko Buku Kyobo | Sumber: www.yna.co.kr

Barnes & Noble sebuah perusahaan toko buku besar Amerika, memutuskan untuk membuka 30 toko baru tahun ini. 

Dan dua di antaranya menggantikan lokasi toko buku offline Amazon. Sebuah toko buku yang nyaris bangkrut mengalahkan sebuah toko buku raksasa. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Toko Buku Barnes & Noble | Sumber: www.usatoday.com
Toko Buku Barnes & Noble | Sumber: www.usatoday.com

Barnes & Noble adalah perusahaan toko buku offline terbesar di Amerika Serikat. Perusahaan ini memiliki sekitar 1300 cabang toko buku di seluruh Amerika Serikat. 

Di antaranya, terdapat sekitar 620 toko di universitas dan 720 toko lain berada di berbagai tempat seperti pusat perbelanjaan. Barnes & Noble, yang fokus utamanya mengoperasikan toko buku offline, mengalami kesulitan besar ketika toko buku online raksasa seperti Amazon muncul. Hingga akhirnya Barnes & Noble terjual ke Elliott Fund pada 2019.

Barnes & Noble kemudian diambil alih oleh orang Inggris bernama James Daunt.

James Daunt sudah menjalankan perusahaan toko buku besar bernama Waterstones di Inggris. Hingga pada Agustus 2019, dia menjadi CEO Barnes & Noble. James Daunt memiliki ide unik untuk toko buku offline.

James Daunt mengkritik metode pemasaran lama, ia membandingkan metode ini dengan mengkonsumsi obat-obatan. 

Pada metode tersebut penerbit akan membayarkan dana iklan bagi toko buku yang memajang buku dari perusahaannya. Toko buku memang akan mendapatkan keuntungan dari dana iklan ini, namun mereka juga akan kehilangan sejumlah pembaca dalam jangka panjang.

Di toko bukunya James Daunt meletakkan buku-buku terbaik yang dipilih oleh kurator dari toko buku offline di rak utama di tokonya, bukan buku yang berbayar seperti di toko buku lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun