Mohon tunggu...
Muhammad Azam El Rahman
Muhammad Azam El Rahman Mohon Tunggu... profesional -

motifator Al Qur'an..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sering di Facebook atau Media Lainnya: Antara Narcist Akut, Exist Addict dan Sakit Jiwa

27 Oktober 2013   11:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Media sosial, bagiku seperti sebuah kota Cyberpolitan yang tak ber Presiden, tak ber Gubernur dan tak ber Walikota. Tak ada hakimnya, tak ada polisi, tak ada pengadilan, dan tak ada acara Cyber Lawyer Clubnya. Semua orang bebas berekspresi, semua orang punya kesempatan yang sama untuk menyuarakan isi hati, fikiran, dan mimpi. Di kota Cyberpolitan, suka-sukamu saja. Mau melawak, mau main drama, mau galau, mau jadi pengamat politik, mau jadi model, pujangga, photographer, EO, presenter musik, Host acara gosip, penulis hebat, ustad/pendeta/rabbi, konsultan cinta, konsultan perkawinan, inspirator dadakan, pedagang dan saudagar kaya, tourist musiman, penggila GAMES, hingga mereka yang melabel dirinya “BE MY SELF ajah ah”. Komplit, colorful, membingkai dinding, setiap waktu, berhari-hari, berbulan-bulan, sepanjang Facebook, Tagged, Twitter, Blackberry, dan berbagai media sosial lainnya masih bisa diakses.

Media sosial layaknya ibukota metropolis dunia, kota Cyberpolitan yang tidak pernah tidur. Menggeliat dari pagi buta hingga kantuk menyerang. Dari Sabang sampai Merauke, dari Asia sampai Africa. Seperti awan, bergerak melampaui batas negara-negara. Kekuatan kata-kata dan berbagai multi media (video dan photo) menjadi jantungnya. Rupa-rupa elok pemilik berbagai karakter penduduknya adalah darahnya. Dimana, darah dan jantung bersinergi memompa kehidupan kota..

Kalau ada sebagian orang yang menyebut media sosial sebagai tembok ratapan, karena semakin banyak saja orang yang menggunakan media sosial sebagai tempat meratap, mengumpat, mencurahkan isi hati dan berkeluh kesah dengan leluasanya, namun aku justru menyebutnya sebagai panggung tempat semua orang bergantian mentas berekspresi. Kebutuhan orang-orang untuk bereskpresi, untuk dibaca, dilihat, diakui dan dikagumi banyak orang semakin tinggi. Sepertinya buku-buku ekonomi dan sosial yang beredar di sekolah-sekolah itu harus segera disesuaikan dengan perkembangan zaman, bahwa selain kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder, masih ada satu lagi kebutuhan yang tidak boleh dihilangkan dari kehidupan, yaitu kebutuhan EKSIS.

Mari kita perhatikan dinding Facebook, Tagged, Twitter dan Blackberry kita.. Semakin banyak orang yang kau tambahkan dalam friendlistmu, semakin ramai dunia keduamu. Berbagai coretan dan lukisan mengisi wallmu seketika. Sama sibuknya, sama kompleksnya, sama hingar bingarnya, sama pluralisme nya dengan dunia nyata kan? Itulah dunia yang makin sulit disapih. Dunia luas yang terkurung dalam sebuah gadget/smartphone/notebook mu, karena ketika batteraimu habis, signalmu problem, gadget ngambek, lampu mati, modem rusak, wifi gak bekerja, semua lenyap tak berbekas.

Prilaku orang-orang yang bergabung di dalamnya selalu unik dan beragam. Tapi, yang paling menarik tentu saja mengamati orang-orang yang terlalu aktif manggung disana. Setidaknya, dibawah ini contoh prilaku yang sempat ter capture, jangan nervous gitu donk..

Punya koleksi yang begini di Facebook kamu?

Update beberapa status sehari, status beragam dari status ringan ucapan selamat pagi, kejadian yang dia alami sehari-hari, hingga berita-berita aktual yang lagi panas di TV, risalah sinetron / FTV, hingga gosip artis yang lagi berkasus dikutip berikut kalimat pengantar yang menggelitik. Belum lagi selalu siap merespon comment-comment yang masuk dengan panasnya.. Dan membalas kunjungan ke status-status teman. Semua tak boleh ketinggalan di update dan di respond pokoknya, dari Syahrini berbohong sampai Olimpiade di London, dari tetangga sebelah dan tukang sampah hingga kasus Hambalang Sesuatuuu bangetttt…

Di blackberry tokohnya lain lagi..
Dari pagi membuka hari hingga menutup malam, si dia tak pernah absen. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa blackberry dan media sosial. Bayangkan saja .. aktifitas onlinenya gak kalah padat dengan artis-artis Indonesia yang lagi naik daun yang kemana-mana dibuntuti paparazzi dan gerak-geriknya diabadikan media. Pagi-pagi, si dia pasti selalu mengucapkan selamat pagi, Alhamdulilah, berikut berbagai aktifitasnya dari memandikan anak, menyiapkan mereka ke sekolah hingga memasak. Menu makan pagi, menu makan siang, menu snack sore sampai menu makan malam berikut foto-fotonya tak ketinggalan di update. Jajan tahu sumedang pun di info. Kehilangan sandal jepit, uang kembalian kurang, naik becak sampai mau mandi, seluruh dunia diberitahu. Belum termasuk status-status misterius yang cukup membuat keningku berkerut berkali-kali, “terkacip”, “getah basah”,”bekuah”, sampai “terkeliyep..” Nah khusus kata-kata itu yang mengerti hanya kalangan tertentu… Kalau mau tau, inbox eaaaaa kk.., cemungudhhhhh…

Untuk dua contoh diatas, aku mengkategorikan mereka telah mengalami fase “EXIST ADDICT”, merasa belum hidup tanpa smartphone dan media sosial. Jadi, kalau dua orang ini tiba-tiba hilang dari peredaran, ya sesuatu yang serius mungkin sedang terjadi!

Nah bagaimana dengan yang “NARCIST AKUT”? Ahhh yang ini gak kalah unik. Narcis akut adalah penyakit media sosial yang agak tinggi sedikit dari LEBAY. Hanya saja, lebay sudah tidak aku kategorikan penyakit media sosial karena hampir semua pengguna media sosial memiliki sisi lebay kok. Yang gak punya sisi lebay itu hanya pengguna media sosial yang lupa passwordnya, jarang online karena berdomisili di hutan, jarang online karena gak punya pulsa, sering online tapi gak punya teman, dan pemain game sejati yang online hanya untuk menanam brokoli, memberi makan buaya, mengambil honor waitress di cafe, dan lain-lainlah yang kalian pasti lebih tau dari aku.

Jadi, kalau prilakumu sudah seperti pengamatanku di bawah ini, ya itu berarti kamu positif “NARCIST AKUT”. Ganti-ganti profile picture minimal 10 menit sekali dan rata-rata close up sampai bulu hidung pun nampak bila di zoom. Dimanapun, kapanpun, berfoto-foto. Gak perduli background, gak perduli omongan, atau berpasang-pasang mata menatapmu aneh. Di mobil jadi, di rumah jadi, di kamar, di meja makan, di bajaj, di tembok yang sudah ngelupas-ngelupas catnya sekalipun (malah artistik), sampai toilet mall pun jadi TKP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun